Hembusan napas keluar dari lubang hidung Deven. Saat ini, si anak lelaki itu sedang mengatur napasnya, berusaha menghilangkan rasa grogi.
Perlahan ia melangkah menuju bangku Gogo. Meminta maaf, itulah tujuannya.
Sebetulnya cukup sulit bagi seorang Deven untuk melakukan hal ini. Namun Deven sadar, dijauhi itu rasanya tidak enak. Jadi hanya dengan meminta maaflah, maka ia bisa kembali berdamai dengan Gogo, Nashwa, Joa, juga teman-temannya yang lain.
"Gogo," panggil Deven, "aku mau minta maaf."
Mendengar ada suara Deven di dekatnya, Gogo lantas menoleh ke samping. Awalnya Gogo kebingungan, namun tak lama kemudian, ia pun tersenyum lebar.
"Aku juga minta maaf," ucap Gogo pada Deven.
Deven kembali bicara sambil menatap Gogo lekat-lekat. "Aku minta maaf ya Go, karena udah sering ngejailin kamu. Tapi kamu harus tau, Anneth gak ada sangkut-pautnya sama masalah ini."
Gogo mengangguk lalu berdiri. Anak lelaki berbadan gempal itu memang sudah menyadari kesalahannya. Seharusnya kemarin ia tidak menuduh Anneth sembarangan. Seharusnya ia tahu, Anneth bukan orang yang suka menghasut.
"Aku minta maaf ya, Neth," ucap Gogo ketika melihat Anneth berjalan di belakang Deven. Gadis itu tersenyum manis, membuat Gogo semakin merasa bersalah.
"Gak papa, aku ngerti kok," jawab Anneth.
"Nah! Kalo kayak gini kan enak." Tiba-tiba kedatangan Mirai dan yang lainnya membuat Deven, Gogo, serta Anneth serentak menoleh.
"Deven! Kamu janji kan, gak akan ngejahilin kita lagi?" tanya Putri sambil menepuk bahu Deven.
Deven mengangguk pelan. "Iya, aku janji."
"Dan Gogooo!" Suara Raisya yang cempreng malah berhasil membuat Putri meringis. Pasalnya Raisya berbicara tepat di samping telinga Putri.
"Kamu janji yooo, ndak akan marah-marah lagi! Soalnya kuping aku tuh sakit kalo denger kamu teriak-teriak," lanjut Raisya sambil cengengesan.
"Iyaaa!" sahut Gogo.
"Ish! Kamu tuh yang bikin sakit kuping!" Putri berdesis lalu mengusap-usap telinganya.
Gogo, Deven, Joa, Nashwa, Mirai, Charisa, dan Anneth pun tertawa. Berbeda dengan Putri dan Raisya merengut sebal.
"Udah udah! Sekarang kita semua damai, kan?" tanya Nashwa.
"Jangan ada yang berantem-berantem lagi, ya!" tambah Joa.
"OKEEE!!!"
Semuanya tertawa riang. Bagi mereka, tak ada lagi hal yang lebih indah selain persahabatan.
Pertengkaran, kesalah-pahaman, semua itu hanyalah bumbu. Yang jika ditanggapi dengan akal pendek, maka akan hancur. Dan jika dibenahi dengan kepala dingin, maka akan kekal.
Salam, persahabatan!
🎶
Bersambung ....
(06/01/2019)
KAMU SEDANG MEMBACA
Mimpi Bersama
Fanfiction[SELESAI] (13+) Tidak mudah menggabungkan sepuluh anak yang memiliki karakter berbeda untuk bisa tampil bersama di pentas aksi sekolah. Namun berkat bantuan Kak Iky dan Tante Oca, kelompok menyanyi kelas 8A akhirnya berhasil menampilkan aksi spektak...