Prolog

15.6K 369 7
                                    

Air mata? Dia teman baikku
Luka? Dia sahabatku
Dan tawa? Dia adalah yang membantuku menyembunyikan semua tentangku

🐰🐰🐰

"Veyra astaga, kebo! Bangun lo!" Laki laki berseragam putih abu abu itu berkacak pinggang melihat adiknya yang masih terlelap dengan tenang di tempat tidurnya.

"Hmm, lima menit bang" ucap Veyra setengah sadar.

"Nggak! Bangun lo sekarang!"

"iya bentar lagi" Nego Veyra sambil semakin merapatkan selimut ditubuh mungilnya.

Rafa, abang Veyra tersebut tersenyum miring.

"Bentar lagi? Oke boleh.." Dan,

Bugh

"Abaaang..!!!!!"

🐰

Pagi ini, Veyra hanya sarapan berdua dengan Rafa. Karna Alfa, abang pertamanya ada pekerjaan banyak di kantornya.

Sudah biasa, hal ini benar benar sudah biasa bagi Veyra. Tentu ia kesepian, tapi ia tak ingin mengeluh, toh abangnya bekerja untuk memenuhi kebutuhannya dan Rafa juga.

Tidak seperti biasanya, hari ini hanya ada keheningan di meja makan. Veyra marah. Wajar saja, bagaimana bisa Rafa menarik kakinya hingga Veyra terjatuh dari kasur empuknya dan membentur ubin keras di kamarnya.

Sedangkan Rafa hanya bisa menahan tawanya melihat Veyra mengerucutkan bibirnya sejak turun dari kamarnya.

"Yuk berangkat" Veyra hanya diam, kemudian melangkah keluar meninggalkan Rafa yang masih menahan tawanya yang bisa meledak kapan saja mengingat ekspresi Veyra saat jatuh tadi.

Perjalanan kali ini hening. Veyra yang biasanya teriak teriak diatas motor hitam milik Rafa itu mendadak menjadi gadis pendiam. Bahkan ia memalingkan wajahnya ketika Rafa tersenyum padanya melalui kaca spion motornya.

"Aelah masih ngambek aja, cantiknya ilang lo" goda Rafa sambil merangkul bahu Veyra. Tentu ini membuat siswi siswi yang melihatnya berteriak histeris, karna Rafa adalah salah satu most wanted di sekolahnya.

"Abang anterin ke kelas deh biar nggak ngambek"

Veyra mendelik kearah Rafa yang tersenyum sambil menunjukkan jari telunjuk dan tengahnya yang dibentuk menjadi huruf 'V' itu.

"Maaf, nggak diulangin lagi, janji"

"Serah lu bang" Akhirnya Veyra mau bicara.

"Ya abis lo sih nggak bangun bangun" ucap Rafa membela diri.

Veyra hanya mencebikkan bibirnya. Ia bingung dengan cewek cewek yang menatapnya iri. Apa yang harus ia banggakan dari Rafa, bahkan abangnya itu selalu membuatnya marah setiap hari. Kadang, Veyra sampai berdoa supaya Tuhan menghilangkan abangnya dari muka bumi ini.

"Buruan gih masuk, belajar yang bener" Ucap Rafa sambil mengacak rambut Veyra, sebelum akhirnya berlalu menuju kelasnya.

"Veyra! Oh my god lo udah denger berita terbaru?berita terpanas minggu ini? Hari ini? Detik ini? Udah tau? Belum kan? Pasti belum"

ARGA✔[Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang