Darimu,
aku belajar bagaimana terlihat kuat
saat hati perih tersayat🐰🐰🐰
Veyra memasukkan buku bukunya dengan cepat. Malam ini Arga akan keluar dari rumah sakit, dan ia meminta Veyra untuk ikut mengantarkannya pulang.
"Iye iye tau yang mo kencan di rumah camer" Sindir Rena.
"Hah? Siape camer lo Vey?" Sahut Vano yang duduk dibelakang mereka.
"Bonyok lo elah"
"Lah, lo mau nikah sama gue Vey?"
Pletak!
"Sama Arga bego!"
Veyra hanya tertawa pelan melihat tingkah laku kedua sahabatnya itu. Sementara Vano masih sibuk mengusap usap bibirnya yang disentil dengan keras oleh Rena.
"Kuy Van" Ajak Veyra, ia memang akan pergi ke rumah sakit dengan Vano.
"Yuk, lo atiati Ren! Jangan cemburu sama Veyra ya, gue cuma jagain calon ipar gue kok" Ucap Vano pelan. Ia benar benar bertingkah seperti Rena adalah pacarnya.
"Iyuh. J.Y.J.Y.Q tau nggak, jyjyq!" Teriak Rena sambil berlalu keluar kelas setelah sebelumnya mencubit pelan pipi Veyra, membuat empunya menjerit pelan.
Dengan santai Veyra dan Vano berjalan menuju parkiran. Sesekali Veyra tertawa renyah mendengar celotehan Vano.
Kini keduanya telah berada di parkiran. Veyra juga sudah berada diatas motor besar Vano, atau mungkin sudah berlalu keluar sekolah jika Ano tidak menghentikan keduanya dengan teriakannya yang menggema di seluruh area parkiran.
"Halo neng Veyra yang cantik baik hati jujur dan tidak sombong, berbudi pekerti luhur dan suka menolong" Cerocos Ano setelah menghentikan motornya disamping motor Vano. Sementara motor Aldo dan Danis juga masih setia berhenti dibelakangnya.
"Apaan Ano? Cepet deh gue buru ini" Sinis Veyra yang langsung diangguki oleh Vano.
"Iye iye, patah ati gue. Gini nih, gue cuma mau titip salam buat si curut. Nggak bisa dateng gue, mau cari rejeki buat calon bini gue ntar"
"Gue juga" Sahut Aldo.
"Danis?" Tanya Veyra.
Danis yang merasa dipanggil pun mendongak dan mengacungkan kedua jempolnya. Danis memang sosok yang baik menurut Veyra. Ia selalu mengerti perasaan orang di sekitarnya, bahkan Veyra sudah menganggap Danis seperti kakaknya berkat kedewasaan laki laki itu.
"Yaudah duluan"
Vano menjalankan motornya setelah membunyikan klakson kepada teman temannya, membelah panasnya ibu kota menuju tujuan mereka.
Tidak butuh waktu lama bagi Vano dan Veyra untuk sampai di rumah sakit. Bahkan saat ini keduanya sudah berjalan menyusuri koridor rumah sakit dengan Veyra menenteng kantong kresek berisi siomay pesanan Arga.
Belum sempat Veyra menyentuh gagang pintu, Rissa datang menghampirinya.
"Mah" Sapa Vano sambil menyalami tangan mamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARGA✔[Completed]
Teen Fiction"Kamu percaya kalau nanti akan ada seseorang yang mau hancur demi kamu?" "Enggak, cuma lilin sama kayu bakar yang rela kebakar demi nerangin orang di sekitarnya. Es batu kayak Arga mana bisa meleleh"