Tiga Puluh Delapan

3.9K 150 0
                                    

Karna hujan membuatku
merasa
tidak jatuh sendirian.

🐰🐰🐰

Sunyi.

Itulah yang bisa menggambarkan suasana hati Arga saat ini. Entah karena apa. Padahal dentuman musik di kamarnya sudah cukup untuk membuat gendang telinga minta disumpal rapat rapat, tapi Arga tetap merasa sepi.

"Lo nggak bisa kayak gini terus Ga, jangan nentang takdir. Papa lo udah milih orang yang baik buat gantiin posisi mama lo"

"..Lo beruntung punya papa yang peduli, lo beruntung punya mama tiri yang sayang sama lo. Coba buka mata hati lo Ga, sedikit aja."

Arga melempar bantal miliknya hingga mengenai lampu tidur miliknya. Ucapan demi ucapan gadis itu terus terngiang jelas di telinganya.  Apa benar Arga harus berdamai dengan keluarganya? Tapi kenapa itu terasa begitu sulit untuk Arga. Lagipula kan gadis itu bukan siapa siapanya, dan bukankah Arga sekarang membencinya? Lalu untuk apa Arga memikirkan itu semua?.

"Woy!"

Arga tersentak kaget, memandang datar teman temannya yang sudah puas mengagetkannya.

"Ngelamun bae kayak perawan gagal nikah" Celetuk Ano asal, dibalas jitakan maut Aldo di kepalanya.

"Nggak usah Van" Arga mencegah Vano yang mulai membereskan pecahan lampu di lantai, namun tidak di hiraukan. Sementara Danis memilih duduk di kursi belajar Arga, ia masih kesal dengan sahabatnya itu.

"Denger denger si Vey deket sama Nevan ya" Aldo kembali memulai pembicaraan, memancing Arga agar merespon.

"Nggak usah ngomongin itu bisa?" Tanya Arga dingin. Jika teman temannya kesini hanya untuk membicarakan hal tidak penting seperti itu, lebih baik mereka pulang.

Ngomong ngomong soal persahabatan mereka, mereka semua sudah memutuskan untuk tidak lagi menjauhi Arga dan akan menyadarkan Arga dari kekhilafannya.

Aldo mengangkat kedua tangannya, "Weits santai boskuhh" Kekehnya.

"Veyra kan nggak salah Ga, harus banget ya lo benci dia kayak gini?"

Arga menatap Vano sekilas, kemudian membuang pandangannya. Bingung. Bahkan Arga tidak mengerti siapa yang salah disini, "Dia berusaha celakain Alea waktu itu lewat taksi, dan gue juga sempet liat dia nggak sadarin diri di club malam hari" Penuturan Arga membuat ketiga sahabatnya melongo seketika, tidak dengan Danis tentunya.

"Gue rasa ada yang sengaja rencanain ini semua"

"Maksud lo?" Tanya Ano, tidak mengerti maksud Danis.

"Kayaknya ada yang berusaha jauhin Arga sama Veyra"

"..."

"Yaa, itu menurut gue sih" Ralat Danis.

"Alea maksud lo?" Tanya Arga tampak tidak suka.

"Gue nggak bilang gitu, belum tentu orang yang ada di hubungan lo ataupun Veyra yang jadi dalang dari semua ini"

"Apa mungkin Nevan?" Kini giliran Vano yang bersuara.

ARGA✔[Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang