Terima kasih telah membuatku
mengerti
Bahwa sesuatu yang terlihat kuat
Juga memiliki titik rapuh
yang tak terlihat🐰🐰🐰
06:00
Arga menatap kosong meja makan di hadapannya. Masih terlalu pagi, tapi rasanya ia ingin cepat cepat pergi keluar dari sini untuk mebdapatkan udara segar.
"Arga"
Arga tidak bergeming, menoleh pun enggan.
"Kamu kenapa sayang? Kenapa makanannya nggak dimakan?" Tanya Rissa, khawatir karna sedari tadi Arga hanya diam di tempatnya.
Rissa mendekat, hendak menyentuh pundak Arga. Namun akhirnya tangannya hanya menggapai udara, Arga menghindar. Berdiri dan berlalu setelah sebelumnya membuat Rissa bingung karna tatapan sinisnya.
Dengan cepat Arga melangkah keluar rumah. Mengambil motor dari garasi dan mulai menyalakan mesinnya. Tangannya bergerak mengusap wajahnya kasar, pusing ia rasakan sejak mimpi semalam.
Flashback on.
"Arga!"
"Mama!"
Arga berlari memeluk Sinta, mamanya yang sudah berlinang air mata.
"Mama jangan pergi lagi"
Sinta menggeleng, "Papa kamu udah nggak cinta sama mama. Papa kamu nggak pernah jenguk mama, nggak pernah doain mama. Papa kamu udah lupain mama. Mungkin sebentar lagi kamu juga lupain mama karna udah bahagia sama mama baru kamu"
Arga menggeleng kuat, tidak setuju dengan penuturan mamanya.
"Arga nggak bakalan maafin orang yang udah bikin papa lupa sama mama"
Flashback off.
Arga masih tidak bergeming di tempatnya. Mimpi itu terasa sangat nyata. Apakah itu berarti mamanya tidak bahagia?. Ini semua karna wanita itu. Kini, tiba tiba Arga yang mulai menerima Rissa menghilang. Digantikan oleh Arga yang dulu, Arga yang dingin seperti saat mamanya pergi. Arga yang penuh kebencian seperti saat papanya memutuskan untuk menikah lagi. Arga membenci wanita itu!.
"Anjing!"
Arga menonjok setir motornya, kemudian menjalankan motor itu dengan kalap menuju sekolah.
🐰🐰🐰
Bel istirahat kali ini rasanya berdering lebih awal dari biasanya. Veyra dan Rena secara kompak merenggangan otot otot mereka yang sudah kaku.
"Ya ampun! Pegel gila badan gue"
"Nggak usah teriak bisa nggak?" Tanya Veyra ketus.
Rena hanya cengengesan melihat Veyra kesal.
"Arga nggak masuk Van?" Tanya Veyra heran, pasalnya sejak pagi bangku belakangnya itu kosong dan tadi malam Arga bilang hari ini mereka akan belajar di taman saat jam istirahat.
"Kayaknya masuk deh, soalnya dari pagi dia udah berangkat. Pake seragam juga kok" Jawab Vano.
"Mau ngapain lo cariin Arga?" Tanya Rena menyelidik.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARGA✔[Completed]
Teen Fiction"Kamu percaya kalau nanti akan ada seseorang yang mau hancur demi kamu?" "Enggak, cuma lilin sama kayu bakar yang rela kebakar demi nerangin orang di sekitarnya. Es batu kayak Arga mana bisa meleleh"