Tiga

5.7K 238 2
                                    

Semakin kamu menjauh,
semakin aku ingin tahu
lebih jauh

🐰🐰🐰

"Pokoknya aku mau ke mall, beli es krim, yang banyak"

Alfa hanya mendengus, Veyra memang selalu seperti ini saat ia merasa kesal dengan sesuatu. Sedangkan Rafa memilih untuk menyumpal telinganya dengan earphone karna ia benar benar sudah bosan mendengar ocehan Veyra sejak masuk mobil tersebut.

"Kamu kenapa sih? Hmm?" Tanya Alfa yang masih fokus melihat jalan di depannya.

Veyra melirik Alfa sebentar, kemudian kembali ke posisinya semula. Menyenderkan kepala dan menatap keluar jendela. Sedangkan Alfa hanya menggeleng melihat aksi adiknya yang menurutnya menggemaskan.

"Baang..!!"

Alfa tersenyum menang, Veyra tidak suka diabaikan begini.

"Masa tadi Vey dihukum, hormat bendera sampek jam pulang. Panas, gerah, pusing. Vey kesel, bang. Vey kesel! Gara gara es batu itu Vey jadi dihukum" Adu Veyra dengan manjanya.

"Kamu pasti buat salah sampek dihukum gitu"

Veyra berdecak kesal. Beginilah susahnya memiliki abang sepintar Alfa.

"Vey gerah bang, diomelin terus gara gara nggak bisa matematika"

"Iya kamu gerah, terus kamu ngapain?"

Veyra menggigit bibir bawahnya.

"Vey beli air bang, antri. Eh pas masuk kelas udah ada gurunya"

"Nggak ada sejarahnya kantin antri pas jam pelajaran, bego di pelihara" Sela Rafa, pasalnya suara cempreng Veyra berhasil mengalahkan bunyi dari earphone yang dikenakannya.

"Bacot" Umpat Veyra pelan sambil mendelik ke arah Rafa. Dan alhasil ia pun mendapat hadiah berupa jitakan dari abang tersayangnya, Alfa. Alfa tidak suka Veyra yang notabene nya adalah seorang perempuan itu berkata kasar. Tapi bukan Veyra namanya jika ia mengindahkan peringatan abangnya.

"Terus es batu itu siapa?"

Sebenarnya Alfa tidak terlalu ingin tahu siapa yang disebut Veyra dengan nama es batu itu. Tapi melihat adiknya yang terus mengerucutkan bibirnya itu membuatnya ingin menggoda Veyra lagi.

"Namanya Arga"

Rafa menoleh, melepaskan earphone yang dikenakannya. Ia mulai tertarik setelah mendengar nama itu. Rafa mengenal juniornya itu sebagai sosok yang dingin, irit bicara dan cenderung tidak peduli dengan sekitarnya. Bagaimana bisa ia membuat Veyra dihukum?.

"Ngarang kan lo? Pasti lah, lo yang buat masalah malah nyalahin orang lain"

Veyra menoleh, menatap tajam Rafa. Sangat sangat kesal dengan perkataan Rafa barusan.

"Dia batuk di kenceng kencengin biar pak Joko bangun, biar gue sama Rena dihukum. Jahat banget tu orang emang" Dumel Veyra.

"Dia baik Vey, dia nggak suka liat siswi bolos. Dia disiplin namanya"

Veyra memcebikkan bibirnya, kesal karna kedua abangnya tidak ada yang membelanya. Namun beberapa detik kemudian senyumnya mengembang. Beginilah Veyra, dia mempunyai mood yang dengan mudah berubah.

ARGA✔[Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang