Entah perasaan ini
benar atau tidak.
Yang terpenting adalah
kamu tersenyum lagi.🐰🐰🐰
Minggu sore.
Waktu yang tepat untuk berjalan jalan ria dan melepas penat yang di derita selama hari hari sekolah. Harusnya itu juga yang dilakukan Veyra saat ini, tapi berhubung mood nya sedang tidak baik, alhasil ia hanya memilih untuk menghabiskan waktunya sendirian.Suasana kafe saat ini tidak terlalu ramai, tapi lebih ramai daripada suasana hati Veyra saat ini. Gara gara ucapan seseorang malam tadi, Veyra jadi tidak mood untuk melakukan apapun. Oke stop! Veyra tidak boleh memikirkan itu lagi, karna dia sudah berniat untuk melupakan semuanya. Semuanya, jangan lupakan itu. Termasuk kenangan kenangan manisnya bersama Arga tentu saja. Veyra akan memasang benteng yang kuat untuk tidak lagi menangis atas apapun yang berhubungan dengan hal itu.
"Veyra"
Veyra tersentak kecil, kemudian tersenyum kecil saat seseorang yang menyapanya itu sudah duduk manis di hadapannya.
"Boleh duduk?"
"Itu lo udah duduk"
Seseorang di hadapan Veyra itu tersenyum kikuk, menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Salah tingkah.
"Oh iya, makasih ya Ne buat semalem" Ujar Veyra membuka percakapan.
Nevan, laki laki itu mengangguk santai, "Lo udah baikan?" Tanyanya kemudian.
"Gue nggak kenapa napa kali" Jawab Veyra sambil terkekeh.
"Nggak kenapa napa apaan, kalo nggak kenapa napa harusnya semalem jalan sendiri, lo pikir nggak ber-"
"Apa? Gue berat? Jadi lo nggak ikhlas nolongin gue?" Sentak Veyra tiba tiba, membuat Nevan tersentak kaget. Nevan tidak tahu saja kalau ada singa betina yang siap menerkamnya di hadapannya.
"Aelah, bercanda doang Vey"
Veyra hanya menoleh malas, padahal tadi moodnya mulai membaik karena Nevan. Tapi sekarang Nevan malah menghancurkan semuanya.
"Oh, iya. Btw lo semalem kok bisa pingsan disana?"
Veyra mendongak, menatap Nevan dengan tatapan menimang. Haruskah ia membicarakan semua ini pada Nevan? Siapa tahu Nevan bisa membantunya. Tapi Veyra juga belum terlalu lama mengenal Nevan, hanya beberapa kali bertukar kabar lewat chat.
"Gue rasa ada yang rencanain semuanya. Dia nyuruh gue kesana, terus pukul gue. Tapi yaudah lah, gue nggak mau urusannya jadi panjang"
Nevan sedikit kaget mendengar penuturan Veyra. Kemudian ia berdehem untuk mulai menanyakan sesuatu yang lain, ia sedikit canggung.
"Lo, kenal Arga?"
Veyra sedikit terbatuk, menatap heran Nevan yang tiba tiba menanyakan perihal Arga, "Kenapa? Lo kenal juga? Atau, lo temennya Arga?" Tanyanya kemudian.
Nevan mengangguk, kemudian menggeleng, "Temen tawuran"
Veyra menghentikan kegiatan menyedot jus di gelas yang ada di hadapannya. Entah kenapa, ia sedikit merasa tidak suka. Setelah mengetahui kalau Nevan adalah musuh Arga, Veyra sedikit tidak yakin untuk berada didekat Nevan. Tapi Veyra mengingat sesuatu, Cover tidak akan bisa menjamin.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARGA✔[Completed]
Teen Fiction"Kamu percaya kalau nanti akan ada seseorang yang mau hancur demi kamu?" "Enggak, cuma lilin sama kayu bakar yang rela kebakar demi nerangin orang di sekitarnya. Es batu kayak Arga mana bisa meleleh"