Tidak semua yang terlihat buruk itu buruk,
Begitu pula sebaliknya.
Mengertilah, di dunia ini, banyak yang menipu.🐰🐰🐰
"Aw!" pekik Veyra saat ia merasa punggungnya ditusuk oleh sesuatu. Veyra kesal, saat ia serius mengerjakan tugas yang di berikan ketua kelas (karna saat ini adalah jam kosong), ada saja yang membuyarkan konsentrasinya.
Veyra menoleh, ingin melihat siapa yang berani melakukan ini padanya. Dan tatapan itu bertemu. Mata Veyra seakan terkunci, terhipnotis oleh keindahan mata coklat yang kini tangah menatapnya tajam.
"Apa? Lo nuduh gue?"
Veyra ternganga. Kata kata yang barusan Arga lontarkan begitu dingin dan menyimpan emosi. Harusnya disini Veyra yang marah, bukan malah balok es yang kini duduk dibelakangnya itu. Untung saja Veyra bukan tipikal orang yang melakukan apapun tanpa berpikir. Jika bukan, pasti Veyra sudah menelan Arga hidup hidup karna telah menuduhnya.
"Siapa juga yang nuduh lo, gue cuma mau mastiin siapa yang iseng colek colek punggung gue. Dasar PD! Lagi pms lo?" ucap Veyra sambil menaikkan sebelah alisnya.
Vano yang duduk di sebelah Arga hanya mampu menahan tawa saat melihat saudaranya kicep karna ucapan cewek bar bar itu. Sementara yang lain dengan takut takut memandang wajah Arga yang mulai memerah karna emosi.
Brak!
Veyra tersentak karna ulang Arga yang tiba tiba menggebrak meja di hadapannya dan pergi tanpa permisi.
Kini pandangan Veyra tertuju kepada Vano yang malah nyengir mendapat tatapan dari Veyra.
"Sori" cicit Vano sambil tersenyum, menunjukkan susunan gigi putihnya, manis.
"iya nggak papa" Veyra tersenyum simpul. Dia tidak marah, toh sepertinya Vano baik, tidak seperti Arga yang galaknya minta ampun.
"Nama lo siapa?" tanya Vano.
"Veyra" jawab Veyra singkat, kemudian ia putuskan untuk menghadap depan kembali, menyelesaikan tugasnya yang sempat tertunda.
"Kalo lo?" tanya Vano lagi, membuat Rena yang diajak bicara gelagapan karna ketahuan menatap Vano dari tadi."eh, ehm, Rena" jawabnya sambil mengulurkan tangannya ragu.
"Nggak usah takut, gue nggak gigit cewek cantik"
Blush!
Vano tertawa melihat pipi cewek dihadapannya itu memerah, kemudian ia putuskan untuk keluar menyusul Arga.
Sementara Veyra hanya meringis melihat tingkah sahabatnya yang blushing karna gombalan receh yang dilontarkan Vano barusan.
🐰🐰🐰
Veyra mendengus kesal, sudah 45 menit lalu bel berbunyi dan abangnya belum juga keluar dari kelasnya. Parkiran pun sudah tampak sepi, hanya ada beberapa kendaraan disana termasuk motor Rafa yang saat ini menjadi sandaran bagi Veyra.
Gadis itu berulang kali mengirim pesan kepada Rafa namun belum juga dibaca. Dasar abang durhaka!
Drrtt..
KAMU SEDANG MEMBACA
ARGA✔[Completed]
Teen Fiction"Kamu percaya kalau nanti akan ada seseorang yang mau hancur demi kamu?" "Enggak, cuma lilin sama kayu bakar yang rela kebakar demi nerangin orang di sekitarnya. Es batu kayak Arga mana bisa meleleh"