Dua Puluh

4.3K 194 2
                                    

Kue ini enak,
manis.
Tidak seperti kamu,
terlalu manis.

🐰🐰🐰

Keadaan di meja makan masih sama seperti hari hari sebelumnya. Sunyi, hanya dentingan sendok dan garpu diatas piring yang mendominasi.

Hari Minggu, hari yang sangat cocok untuk quality time bersama keluarga. Tapi tidak dengan keluarga ini, memangnya siapa yang peduli dengan acara seperti itu?.

Selesai makan, Arga melangkah menuju kamarnya tanpa sepatah kata. Membuat kedua orang tuanya menggeleng maklum. Bahkan papanya kini tak lagi menegur sikap Arga, menurut Reyhan Arga akan merubah sikapnya jika ia sudah cukup mengerti. Dan ia tak ingin merenggangkan hubungan orang tua dan anaknya karna hal ini.

"Ga"

Arga menoleh kearah pintu. Tampak Vano berada disana.

"Gue mau ke markas sama anak anak. Lo ikut kaga?" Tanya Vano sambil memakai jaket jeansnya.

Arga menggeleng, "Mau kencan gue" Ucapnya sambil terkekeh.

"Wahh, parah lo sekarang alay gini. Gue aduin lo ke anak anak" Ucap Vano sambil tersenyum geli, sementara Arga hanya tertawa samar menatap kepergian Vano.

Ting

Arga melihat sebuah notifikasi di ponselnya. Lalu buru buru membuka pesan di aplikasi chatnya saat mengetahui siapa pengirimnya.

VeyrAgth
Sepuluh menit lagi
gue nyampe.

Mau kmn emng?

Rumah lo ogeb!

Y

Read.

Arga menghela napasnya. Penasaran kenapa hari ini gadis itu ngotot untuk datang ke rumahnya. Kemarin Veyra juga hanya bungkam saat Arga menanyakan hasil ulangan harian matematika nya.

"Pasti jelek" Tebak Arga bemonolog.

"Arga"

Arga menoleh kearah pintu kamarnya, tampak Rissa berdiri disana sambil memegang sapu dan kain pel.

"Itu Veyra udah dibawah"

Arga hanya mengangguk pelan. Lalu keluar dari kamarnya.

Di ruang tamu, tampak Veyra sedang duduk seorang diri. Gadis itu menggunakan sweater pink dan celana jeans putih, tak lupa dengan sneakers putih dan rambut panjangnya yang ia ikat sekedarnya menambah kesan manis.

"Ngapain lo?" Tanya Arga sinis. Padahal didalam hatinya, tak ada yang tahu bahwa Arga sangat sangat senang Veyra datang.

"Duduk Ga gue mau ngomong" Ujar Veyra.

Arga menaikkan sebelah alisnya, "Kalo nggak penting gue males".

" Ck, bentar doang ish. Dasar es batu" Gerutu Veyra pelan, membuat Arga menyunggingkan senyum tipis. Sangat tipis. Kemudian memilih menuruti penuturan Veyra.

ARGA✔[Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang