Sembilan

4.6K 197 2
                                    

Saat kamu sudah merasa terbiasa,
Maka tak akan ada alasan
untuk tidak merasa kehilangan
Saat ia mulai berbeda.

🐰🐰🐰

Semilir angin terasa begitu menenangkan. Bau tanah basah akibat hujan yang turun semalam pun masih terasa jelas. Suasana masih sedikit terasa dingin, padahal jam sudah menunjukkan pukul 09:20.

"Ibu Sinta mengalami koma"

Fakta yang diungkapkan laki laki berjas putih itu berhasil menghantam dengan keras hati dua orang laki laki yang berada di hadapannya. Meruntuhkan kekuatan mereka. Membuat kaki anak laki laki itu melemas, ia tersungkur.

"Nggaaaakk.!!"

Arga mengusap wajahnya kasar. Bahkan mimpi itu tetap hadir saat dirinya sedang membuka mata sekalipun.

Sejak pagi, bayangan mamanya kembali datang. Apa benar mamanya belum tenang disana?. Selama hampir dua tahun mamanya pergi, Arga selalu merasa bahwa mamanya belum sepenuhnya pergi. Ia merasa mamanya belum merasa tenang karna selama ini mamanya masih sering datang disetiap malam Arga, di mimpinya.

Lamunannya mendadak buyar saat ia merasakan pergerakan disampingnya. Ditolehnya siapa yang datang, napasnya berhembus kasar. Kepalanya akan bertambah pusing, Arga yakin itu.

"Gue udah lakuin yang lo mau, gue udah baca" Ucap Veyra dengan senyum yang mengembang.

Arga menatap Veyra, sedikit tidak percaya, "Apa yang lo dapet?"

Veyra menggeleng cepat, membuat Arga menaikkan sebelah alisnya heran. Apakah Arga membelikan buku yang salah untuk gadis itu?.

"Cuman judul sama daftar isi"

Arga melongo, menatap Veyra tidak percaya.

"Lo kalo bego ya bego aja, tapi logika harus tetep di pake" Ucap Arga mencoba bersabar.

"Lah, gue salah?"

"Ya jelas lah, maksud gue tiga halaman pertama tuh udah masuk materi ogeb!"

"Ya lo sih nggak ngasih tau"

Arga memijit pangkal hidungnya, pusing menghadapi kebodohan Veyra.

"Yaudah gue baca materi sekarang aja ya" Tawar Veyra sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Baru sehari, lo udah bikin gue stress tau nggak!" Sentak Arga kesal.

Veyra hanya menggigit bibir bawahnya. Ia tidak marah karna Arga menghinanya, itu sudah biasa baginya.

Arga menghela napasnya kesal. Lagi lagi ia melampiaskan rasa pusingnya kepada Veyra. Tidak ingin bertambah pusing, Arga pun memilih untuk melangkahkan kakinya menuju kantin. Meninggalkan Veyra yang menatapnya dalam diam.

🐰

"Anjay di bohongin gue!"

Vano dan Aldo menoleh mendengar teriakan Ano. Sementara Danis memilih melanjutkan makan siangnya karna yakin sahabatnya yang satu itu akan membahas sesuatu yang aneh.

"Susu beruang ternyata rasanya sama kek susu sapi"

"Bukan susu beruang itu" Sergah Aldo, "Susu naga, liat tuh gambarnya".

ARGA✔[Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang