Tujuh Belas

4.4K 180 5
                                    

Tanpa sikap mengesalkanmu,
Hidupku
terasa abu abu

🐰🐰🐰

Veyra mempercepat langkahnya di koridor rumah sakit. Seperti dua hari sebelumnya, setiap pulang sekolah Veyra akan mengunjungi rumah sakit untuk menjenguk Arga. Ia juga sudah meminta maaf pada laki laki itu.

Hari ini Veyra memutuskan untuk pulang dulu ke rumahnya mengganti pakaiannya, ia juga membawakan apel untuk Arga karna laki laki itu memintanya.

Veyra membuka pintu bertuliskan 212 itu. Dilihatnya Arga sedang tidur, Veyra tak ingin membangunkannya. Alhasil ia memilih duduk di kursi samping ranjang rawat menunggu Arga bangun.

Veyra tersenyum tipis. Arga terlihat sangat tenang, tidak menyebalkan seperti biasanya.

Arga.
Laki laki itu selalu masuk ke dalam mimpi Veyra akhir akhir ini. Membuat Veyra semakin bingung atas perasaannya.

🐰🐰🐰

Arga terbangun. Terganggu saat merasakan pergerakan kecil di samping ranjang rawatnya. Sudut bibirnya tertarik, terlihat Veyra sedang fokus mengupas apel tanpa menyadari Arga sudah terbangun.

Veyra, gadis itu selalu membuat Arga merasa tenang. Dan kini Arga pun merasa dia berubah, menjadi lebih hangat. Bahkan untuk tertawa pun tak sulit lagi baginya. Dan kini, Arga memiliki tujuan baru. Menjadikan Veyra miliknya dan membahagiakan gadis yang dulu ia bilang aneh itu. Toh keluarganya juga sudah tidak seperti keluarga bagi Arga. Papanya, bahkan selalu sibuk dengan pekerjaannya saat Arga seperti ini. Arga benci situasi ini. Kenapa ia tidak mati saja kemarin kemarin jika untuk terus seperti ini?.

Arga berusaha duduk. Bisa, meski pinggangnya masih terasa sedikit nyeri.

"Eh, hati hati" ucap Veyra yang baru saja menyadari kalau Arga terbangun.

Lagi lagi Arga tersenyum. Melihat Veyra khawatir akhir akhir ini memang menjadi hobinya. Bahkan kadang Arga pura pura merasakan sakit saat Veyra tidak memperhatikannya. Gadis itu benar benar merasa bersalah, padahal Arga tidak menyalahkannya.

"Tumben udah ganti baju" Ucap Arga memulai pembicaraan, sementara tangannya mengambil potongan apel di pangkuan Veyra.

"Iya, sama ngambil apel gue"

"Nggak enak padahal, asem. Kena kringet lo nih pasti"

Veyra melotot. Menonjok lengan Arga kuat, membuatnya meringis pelan.

"Yaudah gue makan sendiri aja" Ucap Veyra kesal sambil memasukkan potongan potongan apel terus menerus kedalam mulutnya. Membuat pipinya menggembung lucu membuat Arga tertawa.

"Lo sekarang sering ketawa ya" Ucap Veyra setelah susah payah menelan apel di mulutnya.

"Karna lo"

"Apaan coba, receh"

Arga tertawa ringan melihat pipi Veyra yang memerah.

"Receh receh blushing" Goda Arga.

"Arga! Gue patahin pinggang lo baru tau rasa!"

ARGA✔[Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang