Semua takdir yang Tuhan tulis
tak pernah bisa kita kira.🐰🐰🐰
06.40
Veyra melangkahkan kakinya geram. Dua puluh menit lagi bel masuk akan berbunyi, dan Veyra baru saja keluar dari gerbang rumahnya. Alfa sudah berangkat ke kantor sejak subuh, banyak pekerjaan katanya. Sedangkan Rafa? Jangan tanyakan abang Veyra yang satu itu. Mungkin sekarang Rafa sudah duduk manis dikelasnya tanpa memperdulikan adiknya yang baik hati ini.
"Sial banget gue" Desis Veyra pelan, pasalnya sudah tidak ada angkot yang lewat sesiang ini.
Veyra menarik napasnya dalam, "Satu, dua, ..."
Wush.!
Gadis itu berlari sekuat tenaga. Sesekali ia berhenti sejenak untuk mengatur napasnya yang terengah engah. Sambil berlari Veyra melafalkan berbagai doa yang ia hafal, berharap keajaiban datang hingga ia bisa sampai secepat mungkin tanpa mengeluarkan banyak tenaga.Setengah perjalanan lagi, namun Veyra rasanya sudah mau pingsan. Ia berhenti sambil memegang perutnya yang mulai terasa nyeri karna berlari cukup jauh.
Tin tin..!
Suara klakson motor mengagetkan Veyra. Untung saja gadis itu tidak mempunyai riwayat penyakit jantung. Motor itu berhenti tepat disamping Veyra, membuat Veyra menoleh sambil mengernyitkan dahinya. Veyra meneliti seragam yang digunakan laki laki itu, tidak asing."Bareng?"
"Hah?" Veyra menatap laki laki itu dengan tatapan cengo.
Laki laki itu tampak menghela napas, "Mau bareng? Lo anak Victory kan? Kebetulan gue lewat"
"Emb.." Veyra tampak berpikir, gimana kalo gue diculik? Gue kan nggak kenal. Kata papa kan kalo nggak kenal nggak boleh deket deket. Aduhh- batin Veyra.
"Lo nggak budeg kan?"
"Hah? Enak aja" Veyra mengerucutkan bibirnya.
"Yaudah kalo nggak mau"
Veyra melotot, tersadar dari lamunannya dan melihat laki laki itu sudah menarik gas motornya.
"Eh, tungguin" Teriak Veyra, buru buru ia berlari dan melompat menaiki motor besar itu. Sudah biasa bagi Veyra untuk menunggangi motor besar seperti milik Rafa itu.
Hanya hening yang menyelimuti keduanya di sepanjang perjalanan. Veyra tahu seragam laki laki didepannya ini adalah milik SMA Garuda. Sekolah yang berada dekat dengan sekolahnya, jaraknya mungkin hanya sekitar 1km. Namun kedua sekolah itu tidak pernah akur.
Tunggu
Veyra ingat sesuatu, mendadak perutnya mual. Wajahnya pucat seketika. Kedua sekolah itu sering terlibat tawuran. Mendadak fikiran Veyra melayang kemana mana.Huaa papaaa.!! Vey diculik.! -batin Veyra. Veyra memejamkan matanya, mengumpulkan segenap keberaniannya dan.
Bugh
"Huaa turunin guee, gue masih muda.!!!"Motor itu mendadak berhenti, dan tanpa pikir panjang Veyra langsung meloncat turun dan menjauh dari sang pengendara yang mulai membuka helm nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARGA✔[Completed]
Teen Fiction"Kamu percaya kalau nanti akan ada seseorang yang mau hancur demi kamu?" "Enggak, cuma lilin sama kayu bakar yang rela kebakar demi nerangin orang di sekitarnya. Es batu kayak Arga mana bisa meleleh"