Apa lagi yang lebih
menyakitkan dari 'cemburu
dengan seseorang yang bahkan
bukan siapa siapa bagi kita?'🐰🐰🐰
Veyra menghentikan langkahnya ditengah tangga rumahnya saat handphone di genggamannya bergetar. Matanya berbinar saat melihat nama Arga terpampang disana.
"Halo"
"Gue jemput lo"
Gue nggak bilang kalo Arga mainin lo Vey, tapi gue harap lo bisa ngontrol perasaan lo.
"Eh nggak usah, gue sam-"
"Telat"
"Hah?"
"Gue didepan rumah lo. Nggak usah buru buru, sarapan dulu"
Tuutttt.
Arga memutuskan panggilannya sepihak.
"Vey berangkat bang" Pamit Veyra sambil mencium pipi Alfa.
"Nggak sarapan dulu kamu?"
"Entar aja di sekolah!" Teriak Veyra yang kini sudah berada diambang pintu, sedangkan Alfa hanya menggeleng maklum.
"Arga semalem lo-"
"Naik"
"Hah?"
"Naik" Ulang Arga. Kali ini Veyra menurutinya.
Sikap Arga pagi ini membuat Veyra bingung setengah mati. Padahal beberapa hari ini Arga bersikap manis padanya, tapi pagi ini? Ya tuhan, ada apa lagi ini?. Jangan sampai Arga berubah menjadi es batu yang menyebalkan seperti dulu.
Perjalanan kali ini, entah mengapa terasa sangat lama. Tanpa percakapan, hanya hembusan angin yang masih setia menyapa. Jika boleh jujur, bahkan Veyra sudah tidak tahan ingin memukul helm Arga dan membentak laki laki itu karna mengacuhkannya. Tapi Veyra masih menyayangi nyawanya, ia tak yakin dengan kondisi mood Arga seburuk ini ia bisa selamat sampai tujuan jika mengusik manusia bunglon itu.
Veyra tersentak kaget saat merasakan motor Arga miring, matanya melotot saat menyadari Arga sudah meninggalkan Veyra bahkan sebelum gadis itu turun dari motornya.
"Kamu! Cepat ke lapangan!"
Teriakan salah seorang anggota OSIS berhasil membuat Veyra lagi lagi tersadar, "Upacara bego!" Ucapnya sambil menepuk dahinya sendiri.
🐰
Pernahkah kalian merasakan mendengar nyanyian nina bobo saat upacara rutin pada hari senin?. Jika pernah, mungkin itulah yang saat ini dirasakan siswa siswi Victory high School. Entah mengapa kepala sekolah cantik bernama Shira itu mendadak mau berbicara panjang seperti itu. Membuat siswa siswi disana juga mendadak menyumpah serapahinya.
Tangan mengelap keringat di dahi, kaki memainkan tanah dan suara suara demo mulai mendominasi. Sedangkan amanat sepanjang jalan kenangan bersama mantan itu tetap berlangsung mulus semulus arena balap. Dan Veyra, gadis itu tetap berusaha berdiri tegak meski kepala dan perutnya tidak lagi bisa diajak kompromi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARGA✔[Completed]
Teen Fiction"Kamu percaya kalau nanti akan ada seseorang yang mau hancur demi kamu?" "Enggak, cuma lilin sama kayu bakar yang rela kebakar demi nerangin orang di sekitarnya. Es batu kayak Arga mana bisa meleleh"