Terima kasih Tuhan,
Kau kirimkan penguat
disaat yang tepat.🐰🐰🐰
"Ajak Rena tidur disini aja kenapa sih Vey?"
Usul itu mungkin sudah diucapkan Alfa puluhan kali. Veyra mendengus kesal, menginap semalam dirumah Rena tidak akan membuatnya dalam bahaya kan?.
"Rumah Rena kan harus dijaga bang, entar kalo ilang siapa yang mau tanggung jawab coba?"
"Biarin napa bang, cuma semalem juga kan" Bela Rafa, membuat Veyra tersenyum kepadanya.
Alfa menghela napasnya, mencoba mengerti perasaan Veyra karena mungkin selama ini ia terlalu mengekang pergaulan adiknya.
"Mau berangkat kapan?"
Veyra mendongak, menatap Alfa dengan mata berbinar, "Sekarang!" Serunya setelah melihat jam sudah menunjukkan pukul 17:15.
"Yaudah bareng gue aja, sekalian gue mau keluar" Tawar Rafa yang langsung diangguki oleh Veyra.
Buru buru gadis itu berlari ke kamarnya dan mengambil tas berisi baju yang sudah ia siapkan. Untunglah besok libur, jadi Veyra bisa menjalankan rencananya tanpa memikirkan sekolahnya. Ya, rencana selain menginap dirumah Rena tentunya.
Perjalanan ke rumah Rena tidak membutuhkan waktu yang lama karna memang rumah mereka hanya dibatasi oleh beberapa kompleks perumahan saja. Dan saat ini Veyra sudah berada didalam kamar Rena dan menceritakan semuanya.
"Lo serius Vey? Jam dua belas malem?" Tanya Rena syok.
Veyra mengangguk pasti, "Gue nggak bisa biarin ini Ren, dan kalo lo nggak berani keluar malem gue bisa sendiri kok"
"Gila lo! Mana mungkin gue biarin lo sendirian!" Tolak Rena cepat.
Veyra tersenyum lebar, ia tahu Rena tidak akan membiarkannya sendirian. Rena akan selalu berada disampingnya, mereka akan selalu menjaga satu sama lain, berjaga jaga kalau salah satu dari mereka tumbang. Itulah persahabatan mereka berdua yang memang sudah terjalin begitu lama, empat tahun lebih.
Dan terlepas dari itu semua, malam ini Veyra akan mengakhiri semuanya. Mengakhiri kebodohan Arga yang bahkan baru saja laki laki itu mulai setahun yang lalu.
🐰🐰🐰
Pukul 23:58.
Veyra masih setia memantau arena balap dari jarak yang cukup. Ditemani Rena yang sudah menghabiskan dua gelas kopi disampingnya supaya tidak mengantuk, padahal Rena tak pernah menyukai minuman itu, tapi apapun untuk Veyra akan ia lakukan. Sementara Ano, Aldo, Vano dan Danis hanya diam disana, sesekali terkekeh melihat Rena yang tetap terkantuk ditempatnya. Mereka bahkan terlalu lelah mencari Arga yang menghilang sejak sore.
Tengah malam, namun belum ada tanda tanda kedatangan Arga. Baru saja Veyra ingin angkat bicara akan hal ini, sebuah deruman motor mengalihkan perhatiaanya. Sebuah motor berwarna merah menyala dengan kecepatan tinggi datang dan berhenti tepat di garis start.
"Arga"
Ucapan pelan Veyra sukses membuat semua temannya menoleh. Benar, itu Arga. Tampak ia sudah bersiap di garis start bersama lawannya. Sorakan para penonton terdengar begitu riuh. Bagaimana tidak, Arga yang biasanya harus dipaksa keras untuk balapan tiba tiba datang tanpa ajakan. Bukankah ini tidak wajar?.
Dengan sigap Danis menahan tubuh Veyra yang hendak berlari kearah Arga. Bersamaan dengan terdengarnya tarikan gas motor yang saling beradu di arena balap.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARGA✔[Completed]
Teen Fiction"Kamu percaya kalau nanti akan ada seseorang yang mau hancur demi kamu?" "Enggak, cuma lilin sama kayu bakar yang rela kebakar demi nerangin orang di sekitarnya. Es batu kayak Arga mana bisa meleleh"