Terkadang,
Tanpa kita sadari
tawa kita adalah luka bagi mereka🐰🐰🐰
Suasana kantin hari ini sedikit berbeda. Tidak seperti hari hari biasanya, kali ini Arga, Veyra dan teman teman mereka duduk dalam satu meja. Bahkan Gean berkumpul disana bersama mereka.
"Jus jeruknya nambah No!" Teriak Aldo kepada Ano yang sedang sibuk memesan menu tambahan khas anak sekolah.
Ano mengacungkan dua jempolnya, padahal biasanya dia akan marah marah ketika Aldo menyuruhnya begini begitu. Tapi berhubung hari ini Arga mentraktir mereka semua, jadi tidak ada alasan untuk menolak.
Arga yang duduk disebelah Veyra pun hanya pasrah saat teman temannya meminta traktir kepadanya. Kini ia hanya duduk memainkan ponselnya sambil sesekali menyeruput es coklat milik gadis disampingnya.
"Sekali lagi lo minum, gue balik nih meja ya Ga" Ancam Veyra yang kesal melihat es coklatnya kini tinggal setengah gelas. Sementara nasi gorengnya masih sangat banyak.
"Udah untung di bayarin" Balas Arga.
"Oh, lo nggak ikhlas nih? Lagian kenape lo nggak beli sendiri sih? Duit banyak juga" Omel Veyra.
Arga yang mendengarnya dengan jelas pun berdehem mengerti, "Iya iya ikhlas"
"Suami takut istri" Ejek Ano yang baru saja kembali dengan empat gelas jus diatas nampan.
"Guru takut murid dia mah" Ucap Rena membenarkan, membuat teman temannya terkekeh geli melihat wajah masam Arga.
"Lah, jus apel nya mane?" Tanya Vano heran, pasalnya semua yang dibawa Ano adalah jus jeruk.
"Emang lo pesen?" Tanya Ano heran.
"Iya elah"
"Gue juga pesennya jus melon, malah jadinya oren gini" Sela Gean.
"Udah minum aja, lupa gue tadi lo pada mesennya apa"
Sementara Arga yang merasa Veyra melamun menyenggol pelan lengan Veyra, membuat Veyra tersentak kecil.
"Ngapain? Bengong mulu" Tanyanya heran.
"Enggak, siapa yang bengong coba" Elak Veyra. Bukannya melamun, hanya saja sedari tadi Veyra memberhatikan Dera,teman sekelasnya yang terus menatapnya dan teman temannya. Atau mungkin itu hanya perasaan Veyra?.
"Mau bel, cepet makan" Ucap Danis angkat suara. Ia sangat gemas dengan Ano, pasalnya sahabatnya yang satu itu sedari tadi sibuk mengukur empat jus yang dibawanya dan akan mengambil yang paling banyak.
"Keputusan lo masih sama Ge?" Tanya Danis kepada Gean yang duduk dihadapannya.
Gean terkekeh samar, "Yah, gitu deh" Jawabnya singkat.
Jangan tanyakan tawaran apa yang Danis berikan. Mungkin sudah puluhan kali Danis dan teman temannya meminta Gean untuk bergabung bersama J Angeles, tapi jawabannya tetap sama. Padahal geng itu termasuk geng besar, bahkan setiap anggotanya masuk dengan seleksi berat. Tapi Gean, dengan mudahnya ia berkata Kapan kapan gue pikirin lagi disaat orang lain akan langsung menganggukkan kepalanya setuju.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARGA✔[Completed]
Teen Fiction"Kamu percaya kalau nanti akan ada seseorang yang mau hancur demi kamu?" "Enggak, cuma lilin sama kayu bakar yang rela kebakar demi nerangin orang di sekitarnya. Es batu kayak Arga mana bisa meleleh"