Tiga Puluh Satu

3.5K 144 9
                                    

Yang lebih menyakitkan
dari perpisahan
adalah kehilangan.

🐰🐰🐰

Baiklah.
Hari ini.
Benar benar hari ini.
Sekolah dimulai.
Dan berada satu kelas dengan Arga dan Alea.

Skip.

Saat ini Veyra sudah berada didepan pintu rumah Gean. Bingung apakah ia harus mengetuknya atau kembali pulang saja. Ia takut jika Gean tahu semuanya. Tapi itu tidak mungkin, kecuali mulut ember Rena itu sudah melaksanakan misi sialannya.

Kreekk.
Pintu terbuka, membuat Veyra menahan napasnya saat Gean sudah berada didepannya. Lengkap dengan seragam sekolahnya.

"Lah, mau berangkat bareng? Gue pikir udah sama Arga"

Veyra mencoba tersenyum, "Enggak, gue mau berangkat sama lo aja. Kangen" Ucapnya sambil terkekeh, membuat Gean mengacak rambutnya gemas.

"Gue ambil motor dulu"

Veyra hanya mengangguk saat Gean berjalan untuk mengambil motornya di garasi, kemudian langsung naik tanpa berkata kata saat Gean sudah berada diatas motornya.

"Vey"

"Ha?"

"Ngga jadi"

"Ish" Veyra menonjok pundak Gean pelan.

Gean terkekeh, "Gue pikir lo ngelamun, habisnya diem mulu"

"Enggak" Jawab Veyra seadanya, mood nya masih terlalu buruk untuk berbicara panjang.

Alhasil, hanya sunyi yang mendominasi perjalanan itu. Hingga mereka memasuki kawasan sekolah dan kini mulai berjalan bersama menuju kelas.

Gean sedikit merasa aneh saat banyak siswa yang menatapnya saat berjalan bersama Veyra. Bukankah ini sudah biasa? Ataukah mereka adalah fans Arga yang kesal melihat Veyra berjalan bersamanya. Ia juga semakin merasa aneh saat tangan Veyra tiba tiba menggandengnya.

"Gue mau liat kelas dulu, mau ikut?" Tawar Gean, ia sedikit khawatir melihat Veyra yang banyak melamun sejak tadi.

"Ah, enggak. Tapi anterin ke kelas ya" Pinta Veyra memelan, sedikit risih jika harus berjalan di koridor sendirian.

Gean yang mengiyakannya pun langsung mengantar Veyra hingga ke kelasnya. Kemudian langsung pergi menuju papan pengumuman untuk melihat dikelas manakah ia terpilih.

Veyra mulai berjalan memasuki kelasnya. Tidak banyak yang berubah. Masih banyak teman temannya yang dulu satu kelas dengannya dan kini tetap berada dikelas yang sama. Veyra melangkah menuju meja yang sudah ditempati oleh Rena dan Vano.

"Minggir Van, gue mau duduk" Usir Veyra.

Vano menggeleng kuat, "Gue duduk sama Rena"

Veyra mengernyit, "Kenapa nggak sama Arga?" Tanyanya heran.

"Ogah, dia duduk sama pacarnya pastinya" Tolak Vano yang langsung mendapat senggolan di lengannya dari Rena, membuat Veyra yang melihatnya tersenyum simpul. Rena pasti merasa tidak enak karena Vano membahas Arga.

ARGA✔[Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang