03 : 변경된 (Changed)

4.9K 602 74
                                    

Tepat pukul tiga sore, Jisoo baru saja keluar dari ruangan setelah menyelesaikan kelas terakhirnya. Matanya terfokus pada layar ponsel yang menampilkan ruangan obrolannya dengan Seokjin. Bibirnya mengerucut, membuat kesan imut pada wajahnya.

Jisoo rasa, akhir-akhir ini ada sesuatu yang berbeda dari Seokjin. Ia merasakan perbedaan Seokjin saat dirinya jatuh sakit seminggu yang lalu. Seokjin berbeda, biasanya setiap malam akan melakukan panggilan video, atau menelepon. Lalu saat siang hari, Seokjin pasti selalu menyempatkan untuk mengirim kabar lewat pesan meskipun lelaki itu tengah sibuk. Dan Seokjin juga selalu mengirim potonya sebagai bukti dirinya sedang dimana dan sedang apa. Tapi akhir-akhir ini, Jisoo merasa komunikasinya dengan Seokjin mulai tidak beres.

Jika sudah seperti ini, Jisoo takut. Takut kalau nanti Seokjin akan meninggalkannya. Takut akan penghianatan dan rasa kecewa. Ia tidak mau hal itu sampai terjadi, dirinya tidak mau melepas Seokjin begitu saja.

Jisoo harus berjuang untuk mempertahankan hubungan jarak jauhnya dengan Seokjin meskipun banyak orang yang mengatakan, jika menjalin hubungan jarak jauh tidak akan berakhir bahagia. Selalu ada penghianatan dan ke kecewaan.

Perkataan itu memang sempat membuatnya agak frustasi. Namun, Jisoo sudah bertekad kuat untuk mempertahankannya dan mencoba untuk tidak peduli. Jisoo selalu mengingat perkataan Seokjin beberapa waktu lalu agar dirinya bisa sedikit tenang.

Kita hanya perlu saling percaya dan semuanya akan baik-baik saja.

Jisoo akan terus mengingat perkataan itu sampai kapanpun.

"Jisoo-ya." panggil Soyeon.

Jisoo menoleh yang semula menatap ponsel, mendapati Soyeon dan Taehyung yang berjalan sambil bergandengan tangan.

Ah, sepasang kekasih ini selalu membuat Jisoo iri dan kesal. Iri karena mereka selalu bersama kemanapun, seakan tak terpisahkan. Kesal karena keduanya kerap menghina dirinya yang selalu terlihat tidak punya pasangan. Juga, kesal karena Jisoo selalu menjadi nyamuk diantara mereka.

Ketika bosan Jisoo akan datang ke rumah Soyeon dan disana sudah ada Taehyung. Lalu setelahnya, dirinya hanya menonton keduanya bermesraan. Bahkan, mereka pernah melakukan ciuman di depannya tanpa rasa malu. Hal itu membuat Jisoo tak habis pikir dengan kedua temannya. Untung saja mereka melakukannya di hadapan Jisoo, bukan sengaja melakukannya di tempat umum.

Terkadang, mereka harus di ingatkan agar bisa mengontrol diri.

"Kenapa belum pulang?" tanya Soyeon.

"Tidak ada yang bisa aku lakukan jika aku pulang. Dirumah, aku hanya makan lalu berbaring sambil menunggu kabar." Jisoo mengerucutkan bibirnya.

Soyeon dan Taehyung tertawa. "Ya, kau sangat menyedihkan. Kalau begitu, ikutlah dengan kami." ajak Soyeon.

Jisoo menghela nafas. "Apa boleh buat. Tidak ada pilihan lain selain mengikuti kalian. Rasanya aku seperti anak kalian jika begini."

"Aku tidak akan membiarkan anakku sepertimu nanti." ucap Taehyung dengan santi.

Jisoo tersenyum terpaksa. "Iya, kalian memang pasangan bahagia. Jangan terlalu bahagia, nanti kalian tidak akan berlanjut sampai ke pernikahan."

"Ya!" ucap mereka berdua.

Jisoo terkekeh. "Kali ini, kalian akan membawaku kemana?"

"Ke pusat perbelanjaan, aku ingin belanja beberapa pakaian dan pewara bibir. Setelah pulang dari sana, kita langsung makan malam. Ada restoran baru, tempatnya bagus dan makanannya enak." jelas Soyeon.

Jisoo mengangguk. "Baiklah, aku hanya ikut saja. Terserah kalian yang akan membawaku kemana."

"Jangan khawatir, kau tidak sendirian dan menonton kami pacaran. Aku sudah mengajak Jaehwan untuk ikut dan dia sebentar lagi tiba disini, kita tunggu saja sebentar." ucap Taehyung.

Long Distance RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang