06 : 너를 봐 (See You)

4.4K 534 32
                                    

Kedua sepasang kekasih yang tengah melepas rindu itu harus kembali menabung rindu. Karena hari ini adalah hari terakhir Seokjin berada di Korea dan besok laki-laki itu harus kembali ke Australia. Hal itu membuat Jisoo merasa tidak rela, ia belum siap kembali menabung rindu. Dirinya masih ingin terus berada di samping Seokjin. Ingin rasanya ia bersikap egois, menyuruh Seokjin untuk tetap tinggal atau ikut dengan kekasihnya ke Australia.

Namun untuk bersikap egois, ia harus berpikir dua kali. Ia tidak mau mengacaukan pendidikan Seokjin dan ia juga tidak mau mengacaukan pendirikannya juga.

Jisoo dan Seokjin kembali menghabiskan waktu mereka di hari terakhir. Bahkan semalam Seokjin sampai menginap di rumah Jisoo atas kemauannya sendiri.

Siang ini keduanya tengah menikmati makan siang di sebuah restoran setelah pulang dari pusat perbelanjaan untuk membeli makanan khas Korea titipan Namjoon.

"Sebenarnya bukan hanya Namjoon yang memintaku untuk membeli sesuatu di Korea," ungkap Seokjin. "Teman-temanku yang merupakan orang asli sana banyak yang memintaku untuk membeli barang dan bahkan makanan asli Korea."

"Lalu kenapa hanya Namjoon yang kau belikan? Dia kan juga bisa membelinya sendiri setelah pulang nanti." ucap Jisoo.

"Aku sudah menolak semuanya karena aku tidak mau membawa banyak barang ke bandara nanti. Tapi karena aku tau Namjoon merindukan makanan disini, aku kasihan dan membelikannya," jelas Seokjin. "Apalagi teman-teman perempuanku, mereka memintaku untuk membeli alat-alat kecantikan dan semacam skincare. Aku kan tidak terlalu mengerti dengan hal itu."

"Kau kan bisa meminta bantuanku untuk hal itu." balas Jisoo.

"Nanti kau cemburu karena aku membelikan sesuatu untuk wanita lain." ucap Seokjin seraya menaik turunkan alisnya, bermaksud menggoda Jisoo.

"Itukan titipan, bukan kau yang sengaja membelikannya." balas Jisoo.

"Kalau aku memang sengaja membelikan? Bagaimana?" goda Seokjin.

Jisoo berdecak pelan. Ia tahu Seokjin sedang menggodanya. Tetapi tetap saja, jiwa cemburu Jisoo timbul begitu saja.

Sebetulnya, dulu Jisoo tidak mudah cemburu dengan hal-hal kecil seperti ini. Malah Seokjin yang mudah cemburu dengan hal kecil sampai sekarang. Namun semenjak mendengar pernyataan dari beberapa temannya tentang hubungan jarak jauh, Jisoo jadi berubah. Ia menjadi mudah cemburu bahkan hal kecil sekalipun.

"Terserah."

Seokjin terkekeh. "Wahh, sejak kapan kau jadi mudah cemburu begini, hm?"

"Diamlah, jangan terus menggodaku. Selera makanku mendadak hilang gara-gara kau." ucap Jisoo kesal.

"Baiklah baiklah aku akan diam. Lanjutkan makan, setelah ini kita masih harus melanjutkan perjalanan bukan?"

Jisoo mengangguk.

"Wajahmu jangan ditekuk seperti itu."

"Kenapa? Karena kalau wajahku ditekuk jelek? Begitu?"

Seokjin terkekeh. "Bukan. Kau malah semakin menggoda."

Jisoo terkekeh mendengus. "Oppa, jangan menggodaku terus."

"Baiklah, aku akan berhenti. Ayo makan lagi, kau terlihat semakin kurus. Kau harus makan banyak makan, sayang."

"Soyeon bilang aku tambah berisi, makanya aku sedikit mengurangi makan." ungkap Jisoo yang seharusnya tidak diungkapkan pada Seokjin. Pasalnya jika Seokjin tahu soal dirinya yang diet, ia akan marah.

Seokjin menghela nafas. "Bukannya aku sudah bilang padamu? Jangan memaksakan untuk diet. Kau jangan ikut-ikutan seperti yang lain, kau harus tetap sehat. Mengerti?"

Long Distance RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang