10 : 희망을 멈추다 (Stop Hoping)

3.6K 468 70
                                    

Seokjin tertawa saat Jisoo menceritakan betapa menyedihkannya gadis itu karena terus di hina oleh beberapa temannya ketika Jisoo pergi ke pesta ulang tahun sendirian. Sementara banyak dari temannya yang pergi bersama seseorang. Seokjin bukan bermaksud kejam dengan menertawakan kekasihnya sendiri. Penyebab ia tertawa adalah karena Jisoo terlihat lucu saat menceritakan semuanya padanya.

"Ya, kenapa kau tertawa? Aku sangat malu kemarin." ucap Jisoo seraya mengerucutkan bibirnya.

Seokjin terkekeh melihat wajah Jisoo yang menggemaskan di layar ponselnya.

"Kenapa kau tidak mengajak Jihyun saja? Setidaknya kau tidak sendirian saat ke pesta." ucap Seokjin.

"Aku sudah mengajaknya berkali-kali sampai memohon. Kau tau sendiri bagaimana Jihyun eonni, dia tidak suka pergi ke pesta menggunakan dress." balas Jisoo.

"Ah, dia memang susah diatur."

"Oppa, kau sedang dimana? Sepertinya pemandangan disana bagus." ujar Jisoo.

"Aku sedang ada kegiatan diluar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku sedang ada kegiatan diluar. Sebentar lagi aku pulang ke asrama," jawabnya. "Kau sendiri sedang dimana?"

"Aku di depan apartemen Soyeon, menunggu bis di halte. Aish! Aku lelah menunggu bis datang. Aku sudah menunggu hampir tiga puluh menit." keluh Jisoo.

Seokjin terkekeh. "Kenapa tidak minta jemput seseorang? Jaehwan misalnya."

Jisoo berdecak. Seokjin mulai menyebalkan karena menggodanya dengan membawa nama Jaehwan, seakan dirinya pernah tertangkap basah bermain di belakang.

"Ah iya, aku sampai lupa. Terima kasih sudah mengingatkanku. Aku akan menelepon Jaehwan sekarang untuk menjemputku. Setelah itu kami akan menonton film dan makan malam." ucap Jisoo yang sengaja untuk membalas Seokjin.

Raut wajah Seokjin berubah. "Berhenti, aku mulai cemas mendengarnya."

Jisoo tertawa geli. "Kau yang mulai."

"Jisoo-ya, aku bermimpi bertemu denganmu." ungkap Seokjin.

"Benarkah?"

Seokjin mengangguk. "Tetapi hal itu tidak berlangsung lama karena dosen membangunkanku dengan tatapan garangnya."

Jisoo menahan tawanya. "Kau pasti tertidur saat kelas."

"Aish! Aku benci dia yang menghancurkan mimpi indahku." ucap Seokjin seraya mengacak rambutnya.

Seokjin berdeham. "Sayang, sepertinya aku harus menutup panggilan karena harus segera pergi."

Jisoo sebenarnya tidak rela, namun ia juga tidak bisa memaksakan Seokjin untuk terus berkomunikasi dengannya. Lagi pula, bis yang ia tunggu sudah terlihat dari kejauhan.

"Baiklah, semoga harimu menyenangkan." ujar Jisoo seraya tersenyum manis.

"Tapi kau bagaimana?" tanya Seokjin.

Long Distance RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang