11 : 충돌 (Conflict)

3.8K 433 54
                                    

Jisoo kembali membaca pesan Seokjin yang dikirim dua hari yang lalu. Berkali-kali ia menghela nafas karena lelah menunggu, Seokjin sama sekali belum memberinya kabar sampai detik ini. Jisoo cemas, khawatir dan juga takut. Takut sesuatu terjadi pada Seokjin, atau hal lainnya yang tidak di inginkan.

"Aku mungkin tidak bisa meneleponmu dan mengirim pesan selama dua sampai tiga hari ke depan. Banyak sekali kegiatan dan beberapa tes, aku harus fokus. Aku harap kau mengerti."

Begitulah pesan yang di kirim Seokjin dua hari yang lalu. Bahkan Jisoo sampai hafal diluar kepala karena saking seringnya membuka ruang obrolannya dengan Seokjin.

Yang jelas sekarang, Jisoo merindukan Seokjin. Ah tidak. Jisoo sangat merindukan Seokjin. Ia rindu suara Seokjin, ia rindu wajah Seokjin dan ia merindukan tingkah Seokjin yang terkadang menggelikan.

Hari ini libur, seharian Jisoo hanya melakukan aktivitas dirumah. Lebih tepatnya ia mengurung diri di kamar, menunggu dengan berharap Seokjin segera memberinya kabar. Ia juga berkali-kali melihat foto Seokjin di galeri ponselnya, setidaknya rasa rindunya berkurang dengan melihat foto kekasihnya walau hanya sedikit.

 Ia juga berkali-kali melihat foto Seokjin di galeri ponselnya, setidaknya rasa rindunya berkurang dengan melihat foto kekasihnya walau hanya sedikit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jisoo mengulum senyumnya, melihat foto Seokjin saat mereka berlibur dengan keluarganya dan keluarga Seokjin ke pantai. Foto itu ia ambil saat Seokjin mengeluh karena kepanasan.

Sekitar dua tahun lalu, tengah malam tiba-tiba Seokjin meneleponnya dan menyuruhnya keluar untuk membukakan pintu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sekitar dua tahun lalu, tengah malam tiba-tiba Seokjin meneleponnya dan menyuruhnya keluar untuk membukakan pintu. Dengan wajah tak berdosa pria itu masuk seraya menunjukan cengirannya, melewati Jisoo yang masih berdiri di ambang pintu dengan wajah yang menahan kantuk.

"Aku ingin makan." katanya pada saat itu. Hanya itu yang Seokjin katakan.

Jisoo hanya menggeleng tak habis pikir karena Seokjin datang ke rumahnya tengah malam hanya ingin makan. Sementara makanan dirumahnya habis dan harus kembali memasak.

Untungnya Seokjin memang pengertian. Ia tertawa geli seraya mengusap puncak kepala Jisoo dan berkata, "Aku saja yang masak. Kau hanya perlu menemaniku makan."

Dan Jisoo mengabadikan momen itu dengan ponselnya. Menemani Seokjin yang kelaparan tengah malam adalah hal yang yang cukup menyenangkan.

 Menemani Seokjin yang kelaparan tengah malam adalah hal yang yang cukup menyenangkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Long Distance RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang