20 : 기피 (Avoid)

3.1K 365 42
                                    

Dengan langkah cepat Jisoo berjalan di sepanjang lorong hingga keluar dari kantor penerbit. Namun seseorang terus memanggil namanya seraya berusaha menyusul langkahnya yang ia buat semakin cepat.

"Jisoo-ya!"

Lelaki itu terus memanggilnya dan terus mengerjarnya. Membuat Jisoo merubah langkah cepatnya menjadi berlari untuk menghindar dari orang yang sampai saat ini terus memanggil namanya.

Jisoo hampir sampai di perhentian taxi, namum sebuah tangan menahan pergelangan tangannya dan memutar badannya untuk berhadapan. Ia menelan salivanya ketika berhadapan dengan seorang pria yang berhasil mengejarnya.

Sekali lagi Jisoo menelan salivanya dan mengerjap beberapa kali ketika tatapannya bertemu dengan pria itu. Ia melepaskan tangannya dari genggaman tangan pria itu seraya menghindari kontak mata.

"Jisoo-ya--"

"Jika tidak ada hal penting yang harus di bicarakan, maaf aku harus segera pergi." ucap Jisoo tanpa melirik sedikitpun pada pria itu.

Jisoo hendak kembali pergi, namun lagi-lagi sebuah tangan kembali menahan pergelangan tangannya sehingga membuat pergerakannya berhenti. Dan Jisoo semakin tidak bisa mengontrol detak jantungnya kala pria itu kembali memutar tubuh Jisoo untuk kembali menghadap.

"Wae?" tanya pria itu seraya menatap lurus pada bola mata Jisoo. "Kenapa kau menghindariku?"

"A-aku tidak menghidarimu." jawab Jisoo terbata.

Pria itu terkekeh pelan seraya melepaskan tangan Jisoo perlahan. "Kau memang tidak handal menyembunyikan kebohongan."

Jisoo hanya mengalihkan pandangannya ke arah lain. Ia tidak mau sampai menatap pria di hadapannya ini.

Sementara itu, pria yang mengenakan t-shirt polos berwarna hitam dengan di balut jaket denim itu tersenyum seraya memiringkan kepalanya menatap Jisoo yang berusaha menhindar kontak mata dengannya.

"Sudah lama ya kita tidak bertemu?" ucapnya. "Apakah kau baik-baik saja tanpaku selama ini?"

Dengan cepat Jisoo menjawab seraya menengadah menatap orang di depannya. "Tentu saja aku baik selama ini. Bahkan tanpa adanya kau."

"Aku tidak menyangka akan bertemu denganmu lagi setelah hampir dua tahun," ucapnya. "Sudah lama sekali ya? Aku merindukanmu, Kim Jisoo."

Jisoo tidak merespon apapun setelah pria di hadapannya mengakui bahwa dia merindukan dirinya.

"Apakah kau merindukanku juga?" tanyanya seraya berusaha untuk menatap mata Jisoo.

Jisoo menghela nafas. "Tidak. Bahkan aku hampir lupa soal dirimu."

"Wah, ucapanmu jahat sekali," pria itu tetap tersenyum bahkan tertawa ringan ketika Jisoo mengucapkan itu. Meski sebenarnya sedikit kecewa dengan ucapan Jisoo. "Ayolah, kau seharusnya tidak bersikap begini padaku setelah apa yang terjadi."

"Maaf, tapi aku hanya tidak ingin--"

"Mengingat masa lalu?"

Jisoo menghela nafas. "Park Jimin. Aku mohon jangan membahasnya."

"Aku tidak membahasnya, aku hanya menebak," balas Jimin. "Dan tebakkanku benar, bukan?"

"Aku harap kita tidak bertemu lagi setelah ini."

"Wae? Kenapa kau sangat menghindariku? Bahkan di pertemuan pertama kita setelah beberapa tahun," tanya Jimin. "Apa yang membuatmu menghidariku? Kita bahkan berpisah secara baik-baik."

Jisoo menghela nafas. "Tolong jangan bahas itu lagi. Dan maaf, aku harus segera pergi."

"Jisoo-ya." panggil Jimin yang membuat Jisoo menghentikan langkahnya.

Long Distance RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang