Siang menjelang sore, Jisoo tampak kacau karena panik mencari sesuatu di setiap sudut rumahnya. Rambutnya bahkan sudah berantakan saat ini, terlihat seperti orang yang frustasi. Sudah hampir satu jam Jisoo menjelajahi setiap inci dari rumahnya, namun dirinya masih belum bisa menemukan sesuatu yang ia cari.
Cincin tunangannya. Tidak ada di jari manisnya, hilang entah kemana. Jisoo baru menyadarinya ketika dirinya selesai mandi. Hal itu membuat Jisoo panik detik itu juga dan langsung mencarinya di seluruh penjuru rumah dengan panik.
Seraya mencari, Jisoo sesekali merengek karena masih tidak bisa menemukan benda miliknya yang sangat berharga. Ia sudah mencarinya di seluruh penjuru kamar hingga ruangan pribadinya itu berantakan seperti terserang bencana. Jisoo juga sudah mencarinya di ruang tamu, halaman belakang, dapur dan bahkan atap sekalipun meski hari ini dirinya sama sekali tidak pergi ke atap.
Pikirannya kacau bersama dengan rasa panik yang semakin melanda dirinya. Jisoo tidak bisa terdiam tenang jika cincin tunangannya belum di temukan. Tetapi, Jisoo juga lelah karena menghabiskan waktunya untuk mencari cincinnya, membuat berantakan setengah isi dari rumahnya demi menemukan sebuah benda kecilnya yang berharga.
Kali ini, Jisoo tengah mencari cincinnya di ruang santai. Mencari dengan teliti di sebuah sofa dengan harapan cincinnya ditemukan di sela-sela sofa tersebut.
"Astaga, kau sebenarnya sedang mencari apa? Setengah dari rumah ini berantakan karena dirimu." Jihyun berdecak dan menggelengkan kepalanya tak habis pikir.
Jisoo merengek seraya membanting tubuhnya ke sofa dan mengacak rambutnya yang berantakan menjadi semakin berantakan. Melihat itu, Jihyun menggelengkan kepalanya lagi, tak habis pikir melihat tingkah adiknya. Dilihat dari penampilannya sekarang, Jisoo terlihat seperti orang gila yang kabur dari rumah sakit jiwa.
"Ya! Kau kenapa?"
"Eonnie, tolong aku!" rengek Jisoo seraya mengguncang tubuh kakaknya.
"Aish! Iya, bicara dulu padaku kau kenapa sebenarnya." balas Jihyun seraya melepaskan tangan Jisoo yang mengguncang tubuhnya.
Jisoo sedikit memajukan bibirnya, menatap Jihyun dengan tatapan memohon bantuan. Matanya bahkan sedikit berkaca-kaca.
"Cincinku hilang, eonnie."
"Mwo?"
"Cincin tunanganku hilang. Bagaimana ini? Aku tidak bisa menemukannya, eonnie. Tolong bantu aku." Jisoo kembali merengek seraya mengguncang tubuh kakaknya dengan tatapan memohon.
Jihyun berdecak. "Aigoo, kau ini benar-benar. Bagaimana bisa kau menghilangkan cincinmu, huh?"
"Eonnie, bantu aku. Aku mohon."
Jihyun membuang nafas. "Baiklah baiklah."
Setelah itu keduanya kembali mencari di sekitar rumah. Jihyun juga sempat mencari di kamarnya karena hari ini Jisoo sempat mengunjunginya ke kamar. Jisoo juga kembali mencarinya di tempat-tempat sebelumnya yang sempat ia jelajahi.
"Astaga, kenapa kau ceroboh sekali sih. Terakhir kau menyimpannya dimana?" tanya Jihyun yang ikut frustasi karena tidak bisa menemukan cincin adiknya dimanapun.
Jisoo mendengus. "Jika aku tahu, mungkin sekarang aku tidak mencarinya seperti ini. Lagi pula, aku tidak ingat apakah aku benar-benar melepas cincinku. Aku selalu memakainya, eonnie."
"Aigoo, kenapa kau mendadak pelupa seperti ini? Aish! Aku juga ikut panik karena ini." Jihyun kembali membantu Jisoo, mencoba mencari benda kecil itu di celah-celah kecil di setiap rak dan lemari yang ada di sekitar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Long Distance Relationship
Fanfiction[COMPLETED] Kim Seokjin harus melanjutkan pendidikannya ke Australia dan terpaksa harus meninggalkan kekasihnya, Kim Jisoo. Awalnya, Jisoo ragu untuk menjalani hubungan jarak jauh dengan Seokjin, ia tidak yakin jika dirinya mampu menjalani hubungan...