36 : 좋지 않다 (Not Fine)

3.8K 443 139
                                    

Seokjin mendadak kehilangan fokusnya saat berpapasan dengan Jisoo beberapa jam yang lalu. Ia tidak pernah berpikir bahwa dirinya akan kembali bertemu dan berhadapan langsung dengan mantan kekasihnya. Sejujurnya, Seokjin senang bisa kembali melihat Jisoo karena dirinya sangat merindukan gadis itu. Namun disisi lain, Seokjin juga ingin cepat melupakan mantan kekasihnya dengan cara tidak pernah bertemu.

Jika sudah seperti ini, Seokjin akan semakin kesulitan untuk menghilangkan Jisoo dari dalam hidupnya. Ia tidak yakin dirinya akan mampu untuk melupakan Jisoo dengan cepat jika caranya seperti ini. Tidak bertemu saja cukup sulit untuk melupakannya, apalagi sekarang yang keadaannya akan sering bertemu.

Satu hal yang membuat Seokjin lega sekaligus merasa sesak. Jisoo terlihat sangat baik-baik saja. Ketika berpapasan dengannya sebelum berangkat tadi, gadis itu hanya membungkukan badannya sebagai formalitas pada senior, lalu pamit dengan sopan dan berjalan melenggang pergi meninggalkannya.

Apakah Jisoo benar-benar telah melupakannya? Apakah secepat dan semudah itu? Jika itu memang benar, Seokjin merasa ini tidak adil. Jisoo dapat dengan mudahnya melupakan semua tentang dirinya setelah bertahun-tahun menjalin hubungan, Jisoo juga terlihat sangat baik-baik saja setelah apa yang terjadi di antara mereka. Sementara dirinya masih kesulitan dan terjebak dalam perasaannya yang masih sama pada Jisoo, masih terjebak dalam penyesalannya.

Sampainya di sebuah penginapan sederhana, Seokjin harus kembali memberi arahan lain untuk di sampaikan pada semua orang yang berpartisipasi dalam kegiatan amalnya. Hal itu membuat Seokjin akan melihat Jisoo yang berdiri di antara orang-orang yang mendengarkan arahan darinya.

"Astaga." gumam Seokjin yang dirinya berada di tengah-tengah dan siap untuk berbicara.

Percayalah, sulit sekali untuk fokus karena dirinya selalu melirik ke arah tempat dimana Jisoo berdiri. Gadis itu tampak biasa saja, menatap ke arahnya dengan tatapan serius dan siap mendengarkan seperti yang lainnya.

Aish! Bisakah dia tidak melihatku? Aku tidak bisa fokus!

Seokjin membuang nafas, lalu berdeham untuk menetralisir degup jantungnya yang berdetak lebih cepat saat melihat tatapan Jisoo.

"Baiklah, besok kita akan mulai mengunjungi beberapa panti asuhan di desa ini. Kegiatan akan berlangsung selama 14 hari dan kita akan mengunjungi beberapa panti asuhan di desa yang berbeda." ucap Seokjin yang berusaha untuk profesional sebaik mungkin.

Walau pada nyatanya, jantungnya semakin bertalu hebat. Ia sempat kembali melirik ke arah dimana Jisoo berdiri dan menatap ke depan dengan serius.

Astaga. Bodoh kau, Kim Seokjin! Kenapa kau terus melirik ke arahnya? Ayolah, fokus! Jangan kau kacaukan semuanya.

Seokjin kembali berdeham dan berusaha untuk melirik ke arah lain agar tatapannya tidak bertemu dengan Jisoo. Namun sialnya, dirinya selalu mendapatkan dorongan untuk terus melirik pada Jisoo.

"Untuk hari ini, kalian bisa langsung memilih kamar yang tersedia dan  beristirahat," tambahnya. "Mungkin hanya itu yang di sampaikan. Bersenang-senanglah dan buat diri kalian senyaman mungkin selama kegiatan berlangsung. Anggap saja ini sebuah liburan musim panas yang menyenangkan."

Seokjin memberi senyuman kepada semua orang sebelum pria itu berbalik dan berjalan cepat memasuki sebuah penginapan sederhana seraya membuang nafas lega. 

"Sulit ya jika masih menyimpan rasa pada mantan kekasih?"

Seokjin tersentak karena pria itu berucap tiba-tiba. Ia tidak menyadari bahwa ssebenarnya sejak tadi Yoongi telah berjalan di sebelahnya seraya memasukan kedua tangannya ke dalam saku celana.

Long Distance RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang