44 : 실패 (Fail)

4.4K 412 204
                                    

Dengan gerakan perlahan, Jisoo membuka matanya yang terkena terpaan sinar matahari melalui  jendela yang terbuka di kamarnya. Ia mengerutkan keningnya, bangun dari posisi tidurnya seraya meringis pelan karena kepalanya terasa berat dan sedikit pusing.

Jisoo duduk di tepi kasur seraya menguap. Dengan mata yang masih terlihat mengantuk, Jisoo melirik jam dinding. Lantas, ia beranjak dari tempatnya, berjalan menuju keluar kamar untuk mengambil segelas air.

Tangannya meraih kenop pintu, memutarnya dan membuka pintu kamarnya bersamaan dengan dirinya yang keluar dari kamar seraya kembali menguap karena rasa kantuk masih terasa. Namun, setelah ia selesai menguap dan benar-benar membuka matanya, Jisoo tersentak dan hampir terjungkal ketika melihat seseorang yang berdiri di depan pintu kamarnya.

Pria itu tersenyum cerah, mengalahkan matahari yang bersinar diluar sana. "Selamat pagi, tuan putri!"

Jisoo melebarkan matanya, ia masih sangat terkejut. Rasa kantuknya mendadak hilang saat itu juga. Dan, sungguh memalukan mengingat dirinya yang menguap lebar dengan penampilan berantakan di hadapan Seokjin yang terlihat segar dan tampan.

Sial. Gaya rambut itu lagi. Seokjin seakan tahu kelemahan Jisoo soal gaya rambut pria itu yang  menampilkan keningnya. Rasanya benar-benar seperti terhantam oleh ketampanan mantan kekasihnya sendiri.

Hei, tunggu dulu. Bukannya semalam di bawah guyuran hujan dirinya dan Seokjin sudah...

Aish!

"Hei, kau baik-baik saja? Kenapa diam?" tanya Seokjin seraya meniupkan udara dari mulutnya ke hadapan wajah Jisoo. Hal itu membuat Jisoo yang sempat melamun mengerjapkan matanya.

Jisoo menelan ludahnya susah payah. Ia tidak percaya dengan apa yang ia lihat di hadapannya sekarang. Ini masih pagi dan Jisoo sudah merasakan debaran kencang karena kehadiran Seokjin di hadapannya. Bahkan kini wajah pria itu cukup dekat, Jisoo seakan dapat melihat setiap inci dari wajah tampan prianya.

Prianya. Mengatakan hal itu, secara spontan membuat pipinya memanas.

"A-aku baik-baik saja," ucap Jisoo terbata. "Ada perlu apa pagi-pagi kesini?"

"Mengajakmu pergi." jawab Seokjin di sertai senyuman yang membuat debarannya semakin kencang.

"Kemana?" tanya Jisoo.

"Kemana saja. Kita bisa menghabiskan banyak waktu hari ini bersama," jawab Seokjin. "Anggap saja ini kencan pertama untuk memulai kembali hubungan kita."

Jisoo tak kuasa menahan lengkungan dari sudut bibirnya. Rasanya sudah cukup lama dirinya tidak merasakan debaran serta sensasi menyenangkan yang menggelitik seperti saat ini. Jisoo merindukan hal-hal seperti ini.

"Baiklah, tapi aku harus mandi dulu dan bersiap. Tidak apa-apa menunggu dulu?" tanya Jisoo.

"Tentu saja, itu bukan masalah besar untukku."

"Dan aku harus kerumah sakit terlebih dulu."

"Kemanapun, akan aku temani selagi mampu. Jangan khawatir." balas Seokjin.

Jisoo terkekeh mendengus. "Apa sekarang kau sedang berusaha membuatku tersipu?"

"Tidak ada larangan untuk menggoda pacar sendiri bukan?" balasnya seraya menaikkan sebelah alisnya.

Jisoo tersenyum bersamaan dengan rasa hangat yang menjalar di sekitar pipinya serta jantungnya yang berdegup kencang. Rasanya hampir sama seperti masa lalu, tepatnya pada saat-saat dirinya masih dalam masa pendekatan dengan Seokjin. Jisoo seperti merasa dirinya kembali jatuh cinta untuk yang pertama kalinya.

Long Distance RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang