30 : 눈물 (Tears)

4K 459 134
                                    

Hampir dua bulan lamanya setelah hubungannya dengan Seokjin berakhir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hampir dua bulan lamanya setelah hubungannya dengan Seokjin berakhir. Jisoo perlahan mulai terbiasa dan dapat menjalani aktivitas hariannya dengan berusaha untuk membuat dirinya kembali bersemangat. Jisoo sadar bahwa dirinya tidak boleh terus menerus terjebak dalam keadaan terpuruk, ia harus bangkit dan kembali menjadi Kim Jisoo yang ceria seperti biasanya.

Jisoo juga terus meyakinkan dirinya sendiri bahwa dirinya bisa dan mampu untuk melupakan semua yang telah terjadi. Rasanya merugikan jika terus menerus dalam keadaan terpuruk. Apalagi terpuruk hanya karena masalah cinta. Ada banyak hal yang lebih bermanfaat yang bisa Jisoo lakukan dari pada terus memikirkan seseorang yang kini telah menjadi mantan kekasihnya.

Selepas dari kesedihannya Jisoo memutuskan untuk lebih fokus pada kuliahnya dan menyelesaikan tugas-tugasnya dengan cepat. Selain fokus pada kuliahnya, Jisoo juga fokus menulis naskah yang akan di buat menjadi sebuah drama pendek.

Projectnya yang satu itu cukup sukses, meski hanya drama yang berdurasi pendek hal itu membuatnya kembali di tawari untuk menulis naskah drama untuk sebuah drama yang benar-benar di perankan oleh seorang aktor dan aktris sungguhan.

Namun sayangnya, Jisoo masih mempertimbangkan keputusannya untuk membuat sebuah naskah yang akan di jadikan sebuah drama. Karena untuk sekarang, Jisoo hanya ingin lebih fokus pada kuliahnya agar dirinya lulus tepat waktu, serta melakukan hal-hal yang membuatnya bahagia dan bisa menikmati hidup dengan baik.

"Jisoo-ya! Ayo sarapan!" teriak Jihyun dari lantai bawah.

Setelah menata riasan wajahnya serta menata rambut dan merapikan poninya, dengan cepat Jisoo meninggalkan kamar setelah meraih sebuah totebag-nya di atas meja belajar.

"Wah, eonnie! Kau berkembang dengan baik rupanya." ucap Jisoo ketika melihat beberapa makanan untuk sarapan yang tersedia di meja makan. "Apa kau yang membuat semua ini?"

Jihyun tersenyum bangga. "Tentu saja. Kalau kau tidak percaya, tanyakan saja pada eomma."

Wanita paruh baya itu terkekeh seraya membawa satu tempat nasi dan meletakannya di tengah-tengah meja makan. "Yah, kakakmu memang belajar dengan baik selama ini."

"Sepertinya enak. Aku harap masakan eonnie tidak hambar lagi." ucap Jisoo seraya terkikik dan duduk di kursi yang berhadapan dengan meja makan. Di susul oleh kakak serta ibunya yang duduk tepat di hadapannya.

"Jangan meremehkanku, jika kau masih meragukan masakanku ini kau harus segera mencobanya." balas Jihyun yang tak terima karena Jisoo meragukan keahlian memasaknya yang sudah berkembang dengan baik.

Jisoo terkekeh, lantas ia mencoba salah satu sup yang memang menjadi kesukaannya. "Cukup baik, supmu sudah tidak hambar lagi eonnie. Walaupun masih lebih enak sup buatan eomma."

Jihyun mendengus. "Baiklah, aku akan belajar lebih keras lagi agar masakan buatanku bisa mengalahkan masakan buatan eomma."

Jisoo terkekeh geli. "Kau sudah bekerja keras untuk ini, eonnie. Terima kasih karena sudah melakukan yang terbaik, aku bangga padamu."

Long Distance RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang