Seakan ada sebuah tamparan keras yang menyadarkan dirinya karena hampir berbuat sesuatu yang tak seharusnya di lakukan, Seokjin mendorong Heejung dan berlari se kencang mungkin untuk mengejar gadisnya yang kini sudah berlari menjauh setelah menjatuhkan kue yang ditata rapi itu sampai hancur tak berbentuk.
"Jisoo-ya!"
Tungkai panjangnya terus berlari, berusaha untuk meraih Jisoo yang juga berlari tak kalah kencang untuk menjauh dari Seokjin.
Sorak-sorai yang awalnya meramaikan lapangan, kini berganti dengan berbagai bisikan dari orang-orang yang terkejut dan bertanya-tanya karena penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi.
"Jisoo-ya! Aku mohon, tunggu!"
Dengan sisa tenaganya Jisoo terus berlari menjauh seraya mengusap kasar air matanya yang mengalir membasahi pipinya. Dadanya terasa sesak, seakan terhimpit oleh sesuatu yang sangat berat. Ia tidak percaya dengan kenyataan bahwa pada akhirnya, Seokjin telah membuatnya kecewa.
Pengorbanannya untuk sampai ke tempat ini demi kekasihnya, semuanya sia-sia, tidak ada artinya lagi. Semuanya berantakan.
"Jisoo-ya!"
"Aku mohon berhenti!"
"Kita bisa membicarakan ini semua!"
Namun sekeras apapun Seokjin berusaha untuk menghentikan Jisoo, gadis itu akan tetap berlari menjauh dengan rasa kecewanya.
"Kim Jisoo!"
Dengan nafas tersenggal dan perasaan hancur, Seokjin berdiri menatap kepergian sebuah taxi yang membawa Jisoo menjauh darinya.
Semuanya kacau, tak terkecuali perasaannya yang juga kacau.
🍬🍬🍬
Seokjin membuka pintu kamarnya dengan kencang dan menutupnya kembali hingga menimbulkan suara debuman keras. Lalu dirinya masuk dengan cepat, meraih ponselnya yang tergeletak di atas ranjang, mencari sebuah kontak dan segera menghubunginya. Namun semuanya sia-sia saja karena nomor yang ia hubungi tidak menjawabnya sama sekali.Ia menggeram, meremas rambut dan headband-nya hingga terlepas, lalu melemparnya ke sembarang arah. Seokjin kembali berusaha untuk menghubungi nomor Jisoo meski sebenarnya ia tahu bahwa semua usahanya akan tetap tidak akan merubah apapun.
Sekali lagi Seokjin menggeram dengan sedikit kencang, membuat beberapa orang asrama yang berada luar kamar semakin bertanya-tanya tentang apa yang sebenarnya terjadi pada Kim Seokjin.
Beberapa kali Seokjin merutuki dirinya dengan umpatan-umpatan kasar.
"Bodoh, bodoh, bodoh! Kau adalah pria terbodoh, Kim Seokjin! Kenapa kau sampai hampir melakukan hal yang berengsek?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Long Distance Relationship
Fanfiction[COMPLETED] Kim Seokjin harus melanjutkan pendidikannya ke Australia dan terpaksa harus meninggalkan kekasihnya, Kim Jisoo. Awalnya, Jisoo ragu untuk menjalani hubungan jarak jauh dengan Seokjin, ia tidak yakin jika dirinya mampu menjalani hubungan...