Setelah selesai kelas, Jisoo tidak langsung pulang kerumahnya. Ia memutuskan untuk mengunjungi kafe yang sering ia kunjungi bersama beberapa temannya.
Hujan yang mendadak deras membuat Jisoo menghela nafasnya perlahan. Tadinya ia tidak akan lama berdiam disini, namun sepertinya dirinya harus menunggu sampai hujannya berhenti yang sepertinya akan cukup memakan waktu. Padahal ada hal yang harus Jisoo kerjakan dirumah. Ia harus membantu Ibunya membereskan beberapa ruangan di rumahnya yang telah selesai di renovasi, membantu Ibunya memasak untuk makan malam karena Jihyun tidak cukup pandai memasak dan setelahnya Jisoo harus merevisi beberapa tugas kuliahnya.
Sedikit rasa penyesalan karena tidak langsung pulang kerumah dan malah memilih untuk mengunjungi kafe terlebih dulu. Jika sudah begini, tak ada pilihan lain selain meminta bantuan sepupunya untuk menjemputnya.
Jisoo menempelkan ponselnya ke telinga, menunggu jawaban dari panggilannya.
"Yeoboseyo?"
"Hoseok-ah, kau dimana? Bisa tidak kau menjemputku? Aku terjebak hujan di kafe dekat kampusku dan aku harus segera pulang kerumah." jelas Jisoo.
Hoseok bergumam di sebrang telepon sana. "Mianhae, Jisoo-ya. Aku--"
"Aku mohon, aku harus segera pulang. Ibuku sudah memintaku untuk pulang." ucap Jisoo memohon.
Hoseok menghela nafas. "Baiklah, aku akan kesana. Tetapi kau harus menungguku agak lama sekitar tiga puluh menit, ada sesuatu yang tak bisa aku tinggalkan saat ini."
"Tidak bisa cepat sedikit ya?" tanya Jisoo.
"Aku harap bisa. Akan aku usahakan. Makanya kau harus bisa bawa mobil sendiri agar tidak terus memintaku untuk menjemputmu." ucap Hoseok.
"Ya, aku tidak selalu memintamu untuk menjempuku. Dan setiap aku memintamu kau juga selalu tidak bisa." balas Jisoo.
"Terserah. Tunggu aku, akan aku usahakan datang lebih cepat. Aku harus menutup teleponnya, sampai jumpa."
Sambungan telepon terputus, Jisoo kembali menjauhkan ponselnya dari telinganya. Ia menatap layar ponsel yang penuh dengan notifikasi dari kekasihnya. Banyaknya panggilan yang tak di jawab olehnya dan banyaknya pesan masuk yang belum dibaca olehnya. Namun dirinya masih dalam fase ingin menjauh dari hubungannya dan entah sampai kapan dirinya akan seperti ini.
Soal kemarin, Jisoo masih belum tahu pasti kejelasannya. Namun ia tetap merasa seperti di khianati. Bayangkan saja ketika kita menelepon kekasih dan yang menjawab telepon itu adalah seorang perempuan. Pasti akan menimbulkan kecurigaan, terlebih perempuan itu dengan percaya dirinya berbicara seakan sengaja untuk membuat hubungannya kacau.
Dan yang sampai saat ini Jisoo pikirkan tentang perempuan itu adalah, Park Heejung.
Jisoo masih bertanya-tanya soal Heejung serta hubungannya dengan Seokjin. Meski beberapa waktu lalu Namjoon sudah memberitahu sedikit tentang Heejung, Jisoo sebenarnya merasa sedikit belum puas. Ia ingin lebih tau hal itu dari kekasihnya sendiri, Kim Seokjin.
"Noona?"
Jisoo sadar dari lamunannya dan mendongak, mendapati seorang laki-laki yang memakai seragam SMA seraya membawa satu cup ice coffee di tanganya.
"Jungkookie! Annyeong." sapa Jisoo ramah.
Jungkook tersenyum dan membalas sapaan Jisoo. "Boleh aku duduk disini bersamamu?"
Jisoo mengangguk. "Tentu. Duduklah."
Jungkook kembali tersenyum dan duduk di kursi yang berhadapan dengan kekasih dari kakaknya itu. Sejujurnya, Jungkook masih merasa agak malu dengan Jisoo meski Jisoo sudah beberapa kali mengajaknya berbicara ketika mengunjungi rumahnya. Mungkin karena Jungkook yang memang pemalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Long Distance Relationship
Fanfiction[COMPLETED] Kim Seokjin harus melanjutkan pendidikannya ke Australia dan terpaksa harus meninggalkan kekasihnya, Kim Jisoo. Awalnya, Jisoo ragu untuk menjalani hubungan jarak jauh dengan Seokjin, ia tidak yakin jika dirinya mampu menjalani hubungan...