"Aigoo!"
Seru Jisoo dan Soyeon bersamaan seraya duduk di sebuah bangku di pinggiran running track. Nafas keduanya terengah setelah melakukan jogging. Padahal mereka baru melakukannya dua putaran, bahkan belum sampai dua putaran tetapi mereka sudah menyerah lebih dulu dan memilih untuk duduk.
"Haish! Tubuhku rasanya tidak kuat. Aku jadi mudah pegal dan lelah, padahal kita hanya melakukannya kurang dari dua putaran." ucap Soyeon seraya menyandarkan punggungnya pada sandaran bangku dan sedikit menengadahkan kepalanya menghadap langit.
"Kita sudah jarang olahraga, ototku rasanya kaku ketika kembali berolahraga," sahut Jisoo yang juga sedikit menengadah menatap langit dengan nafas terengah. "Jika Seokjin oppa tahu kalau aku jadi jarang berolahraga, dia pasti mengomel."
Soyeon terkekeh. "Pacarmu itu memang rajin berolahraga dan merawat tubuh ya? Proposi badannya bagus, aku yakin kau pasti senang setiap kali berpelukan dengannya."
Jisoo ikut terkekeh. "Memangnya siapa yang tidak senang berpelukkan dengan pacar sendiri."
"Wajah tampan, tubuhnya yang tinggi dengan dada bidang serta bahu yang lebar. Proposi yang terbilang cukup sempurna," ucapnya yang menatap ke atas seperti menerawang. "Jika kau ingin tahu, sebelum kita berteman dekat seperti ini aku sempat menyukai Kim Seokjin. Dia senior paling sempurna yang pernah aku lihat."
"Aku juga iri padamu waktu itu karena kemanapun dia pergi, kau selalu ada disampingnya. Bagaikan pasangan pangeran dan tuan putri, kalian berjalan melewati sederetan mahasiswa di lorong. Hampir semua mata tertuju pada kalian saat itu dan membicarakan tentang hubungan kalian yang sempurna." cerita Soyeon soal masa lalu.
Jisoo tersenyum mendengarnya. "Hubunganku dengannya tidak se sempurna itu. Kami juga pernah memperdebatkan hal kecil hingga kami tak saling bicara selama beberapa hari."
"Meski begitu, hubungan kalian tidak pernah kelihatan runyam di depan umum. Tidak ada gosip bahwa kau sedang bertengkar."
"Lagi pula untuk apa aku mengumbar masalahku dengannya? Dan, sebenarnya aku tidak pernah berniat untuk mengumbar apapun ketika bersamanya di depan umum. Kami hanya melakukan apa yang ingin kami lakukan." jelas Jisoo.
"Tetap saja, kau membuat kaum perempuan di kampus iri padamu." balas Soyeon. "Bahkan sebagian dari mereka ada yang tidak suka padamu karena kau mempunyai hubungan dengan senior kesayangan mereka."
"Aku tahu itu dan aku sempat tidak tenang karena ketika aku berjalan sendirian di kampus, mereka akan terus menatapku dan menilai penampilanku lalu membandingkannya dengan Seokjin oppa." jelas Jisoo.
Soyeon tampak terkejut. "Jinjja? Wah, mereka keterlaluan. Memangnya mereka lebih pantas bersanding dengan Seokjin sampai melakukan hal seperti itu? Aish! Ingin rasanya aku memberikan cermin kehadapan mereka."
Jisoo terkekeh. "Sudahlah, lagi pula itu sudah lama. Aku juga sudah tidak peduli lagi."
Tak lama setelah itu Taehyung muncul bersama Jimin, berjalan menghampiri dua gadis yang duduk di sebuah bangku.
Tanpa ragu, Taehyung mengejutkan Soyeon dari belakang dengan cara memeluknya. Hal itu membuat Soyeon serta Jisoo terkejut karena suara Taehyung cukup kencang.
"Ya! Aku sudah bilang aku tidak suka di kejutkan seperti ini!" kesal Soyeon seraya melepaskan tangan Taehyung dari lehernya.
Taehyung cengengesan. "Mianhae, yeobo."
"Kau melakukan jogging berap putaran?" tanya Jimin seraya duduk di samping Jisoo, tentunya ia sedikit memberi jarak di antara. Ia tidak mau Jisoo merasa risi padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Long Distance Relationship
Fanfiction[COMPLETED] Kim Seokjin harus melanjutkan pendidikannya ke Australia dan terpaksa harus meninggalkan kekasihnya, Kim Jisoo. Awalnya, Jisoo ragu untuk menjalani hubungan jarak jauh dengan Seokjin, ia tidak yakin jika dirinya mampu menjalani hubungan...