Halo kalian yang baru membaca cerita ini, tolong jangan lupa tinggalkan vote dan komentarnya ya:)
Maaf kalau masih banyak kekurangan, semoga cerita ini menghibur dan bisa menjadi pengisi waktu luang kalian. Terima kasih dan selamat membaca^^
Luv u♡
🍬🍬🍬
Suara gelak tawa menggema di sebuah ruangan minimalis saat seseorang di sebrang telepon menceritakan sebuah pengalaman lucu. Meski waktu sudah sangat larut, hal itu tidak menjadi hambatan bagi kedua pasangan yang menjalin hubungan jarak jauh itu. Waktu seakan berhenti berputar ketika keduanya berbincang di telepon, atau berbalas pesan di aplikasi chatting.
Tidak peduli meski besok banyak kegiatan yang menunggu. Jisoo dan Seokjin hanya ingin menghabiskan waktunya untuk mengobrol di telepon. Menceritakan tentang apa saja yang di alami hari ini hingga mengungkapkan rasa rindu yang semakin bertambah setiap harinya.
Jisoo kembali tergelak ketika Seokjin menceritakan tentang dirinya yang salah memasuki toilet sehingga dirinya dianggap mesum dan berakhir di pukuli oleh gadis-gadis yang sedang berada di toilet itu dengan tas mereka.
"Bukan hanya satu atau dua orang, tapi sepuluh orang gadis yang memukuliku dengan tas mereka. Aku tidak tahu tas mereka mahal atau tidak, yang jelas rasanya sakit ketika mengenai tubuhku." ucap Seokjin yang kembali mengingat kejadian sial yang menimpanya beberapa minggu lalu.
"Kau juga yang salah. Memangnya matamu tidak melihat tanda toilet? Kau mendadak buta atau memang sengaja ingin masuk ke dalam toilet wanita?" Jisoo tertawa lagi.
"Aniyo! Saat itu aku ingin buang air, aku tidak kuat menahannya dan saat melihat ada toilet aku langsung saja masuk tanpa melihat tandanya," jelas Seokjin. "Hahh, hari itu memang hari tersialku. Setelah kejadian itu, aku kembali mengalami nasib sial."
Jisoo menahan tawanya. "Apa?"
"Celanaku sobek di bagian belakang."
Sontak Jisoo kembali terbahak. Ia tak kuasa menahan tawanya karena kelakuan kekasihnya yang lucu. Bahkan tawanya terdengar sampai kamar kakaknya sehingga kakaknya terbangun. Bukan cuma kakaknya, tapi ibunya juga ikut terbangun. Dan sekarang pintu kamarnya di ketuk keras.
"Sebentar ya." ucap Jisoo yang menyimpan ponselnya ke kasur tanpa memutuskan sambungan teleponnya.
Jisoo membuka pintu kamarnya, mendapati kakaknya beserta ibunya yang memasang tampang kesal dan marah.
"Ada apa?" tanya Jisoo dengan polosnya. Seakan ia tidak menyadari kesalahannya.
"Ya! Kim Jisoo. Kau tau ini jam berapa, hah?" tanya Jihyun, kakaknya.
"Memangnya besok kau tidak ada kegiatan? Ini sudah larut. Ibu tau kau merindukan kekasihmu itu, tapi kau harus tau waktu." omel ibunya.
Jisoo cengengesan. "Eonni, eomma, maafkan aku karena membuat kalian terbangun."
"Memangnya tidak ada waktu lain selain malam hari untuk bertelepon denganya? Bahkan ini sudah hampir pagi!" kesal Jihyun.
Jisoo merengut. "Hanya malam hari kami bisa berkomunikasi lewat telepon. Eonni, aku mohon mengertilah. Jika kau ada di posisiku, kau juga pasti akan melakukan hal yang sama."
Jihyun berdecak seraya pergi meninggalkan Jisoo dan Ibunya. "Terserah. Aku mau tidur. Jangan berisik!"
Ibunya menghela nafas. "Baiklah, kau boleh bertelepon dengan Seokjin malam hari. Tapi kau tidak boleh berisik. Itu sangat menanggu. Bukan hanya ibu dan kakakmu yang terganggu, tetanggapun bisa terganggu. Kau paham?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Long Distance Relationship
Fanfiction[COMPLETED] Kim Seokjin harus melanjutkan pendidikannya ke Australia dan terpaksa harus meninggalkan kekasihnya, Kim Jisoo. Awalnya, Jisoo ragu untuk menjalani hubungan jarak jauh dengan Seokjin, ia tidak yakin jika dirinya mampu menjalani hubungan...