27 : 헛된 (Vain)

3.1K 412 92
                                    

"Wah, aku tidak percaya kau benar-benar melakukan ini."

Jisoo terkekeh geli mendengar Jihyun mengatakan hal yang sama beberapa kali kertika di rumah, hingga saat ini mereka sudah sampai di bandara yang sudah cukup ramai oleh orang-orang yang berlalu lalang.

"Aku kira kau tidak bersungguh-sungguh untuk melakukannya." ucap Jihyun yang masih menatap adiknya tidak percaya di tambah dengan rasa khawatir yang mulai datang

"Aku sudah memikirkan ini sejak lama dan sudah mempersiapkan semuanya, eonnie." ujar Jisoo dengan senyum simpulnya.

Jihyun menatap Jisoo khawatir. Meski adik satu-satunya ini sudah dewasa, ia tetap tidak bisa membayangkan Jisoo bepergian jauh sendirian.

"Ya, bagaimana jika eomma pulang? Apa yang harus aku katakan padanya jika eomma tahu kau tidak ada dirumah, huh?" balas Jihyun.

Jisoo terkekeh menatap kakaknya yang sangat mengkhawatirkannya. Ini adalah kali pertama Jisoo bepergian jauh tanpa siapapun yang menemaninya. Dan parahnya lagi, Jisoo tidak sempat memberi tahu hal ini pada Ibunya yang sekarang berada di desa, tempat neneknya tinggal.

Sebetulnya, Jisoo merasa berdosa karena tidak memberitahu Ibunya soal ini. Meski dirinya sudah dewasa, tetap saja izin dari orang tua tetaplah penting. Setelah ini, Jisoo pasti akan mengatakan pada Ibunya sambil meminta maaf.

"Kau tidak perlu khawatir eonnie, aku akan kembali sebelum eomma pulang kerumah," ucap Jisoo yang mencoba menenangkan kakaknya. "Percaya padaku, aku akan baik-baik saja. Aku akan menjaga diriku sebaik mungkin."

"Aish! Kau benar-benar menyiksaku, aku belum pernah se khawatir ini." balas Jihyun.

Jisoo tertawa kecil. "Eonnie, aku sudah dewasa. Aku bisa menjaga diriku, kau tidak perlu merasa khawatir ya?"

Jihyun berdecak, lalu setelahnya ia memeluk Jisoo dengan rasa khawatirnya. Dan tanpa seseorangpun yang tahu, Jihyun yang dikenal dengan wajah sangar dan perilaku yang urakan itu meneteskan air matanya hanya karena rasa khawatirnya pada seorang adik perempuannya. Ia berusaha menyembunyikan air matanya di balik pelukannya dengan Jisoo.

"Eonnie, kau menangis ya?" ucap Jisoo dengan suara pelan ketika ia merasakan sesuatu yang membasahi bahu dan lehernya.

Mendengar itu Jihyun terkejut karena Jisoo menyadari bahwa dirinya tengah menangis. "Sssttt! Jangan bilang pada siapapun."

"Wah, aku senang bisa menjadi alasan kau menangis." Jisoo terkekeh geli di tengah pelukannya seraya mengusap punggung Jihyun untuk sedikit menangkan sang kakak.

Jihyun mendengus. "Ya, kau senang aku menderita, huh? Kenapa kau bangga bisa menjadi alasan aku menangis? Jahat sekali."

Jisoo tertawa ringan, lalu melepaskan pelukannya dengan Jihyun. "Aku hanya bercanda. Eonnie tidak perlu menangis, aku akan baik-baik saja. Aku akan mengabarimu jika sudah sampai."

"Baiklah terserah, aku harus ke toilet." ucap Jihyun yang buru-buru pergi seraya menyembunyikan wajahnya, meninggalkan Jisoo yang masih di temani oleh teman-temannya.

Selanjutnya, Soyeon mendekat dan memeluk Jisoo beberapa saat. "Semoga kau selamat sampai tujuan. Dan jangan terlalu lama disana ya."

"Memangnya kenapa? Kau juga sibuk pacaran dengan Taehyung." balas Jisoo seraya mendelik tajam pada Taehyung yang berdiri di belakang Soyeon dengan Jimin.

"Jisoo-ya, kau masih marah padaku? Ayolah, aku kan hanya bercanda. Masa kau tidak mau memaafkanku? Kita kan teman." ucap Taehyung yang mendekat.

Long Distance RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang