18 : 단지 과거 (Just The Past)

3.2K 394 40
                                    

"Jadi kalian sempat menjadi pasangan kekasih karena kencan buta?" tanya Jisoo setelah mendengar cerita Irene tentang hubungan masa lalunya dengan Seokjin.

Jisoo sempat heran dengan keduanya. Mereka melampiaskan patah hati mereka lewat kencan buta dan mencoba untuk menjalani hubungan dengan seseorang yang baru di kenal. Ia juga tidak menyangka Seokjin melakukan hal semacam itu di masa lalunya.

Irene mengangguk seraya meminum es kopinya. "Tapi itu hanya berjalan kurang dari satu bulan. Kami memutuskan untuk mengakhirinya."

"Waeyo? Jika hubungan kalian di lanjutkan, mungkin kalian akan menjadi pasangan sungguhan."

Irene tertawa. "Ya, Kim Jisoo. Jika aku masih berlanjut denganya, mungkin sekarang kau tidak pacaran dengan Kim Seokjin."

Jisoo terkekeh kaku. "Iya, kau benar juga."

"Aku juga tidak menyangka diriku akan melakukan hal semacam itu untuk melampiaskan patah hatiku. Sebelumnya aku tidak pernah melakukan kencan buta." jelas Irene.

"Kau tidak perlu kencan buta. Banyak pria yang menginginkanmu, karena kau sungguh cantik. Kau tau, saat kita pertama kali bertemu di rumah Seokjin, aku sempat terpesona padamu." Jisoo tersenyum.

Irene terkekeh seraya menyelipkan sebagian helaian rambutnya ke belakang telinga. "Terima kasih atas pujianmu. Tapi kau harus tau, memiliki wajah cantik saja tidak cukup untuk mendapatkan cinta yang tulus. Memang banyak laki-laki yang ingin memilikiku, tapi mereka belum tentu mencintaiku dengan tulus. Mereka hanya mencintaiku karena gairah."

Jisoo terdiam karena ucapan Irene. Wanita di hadapannya ini benar-benar belajar dari masa lalunya. Dari tampilannya, Irene memang seperti wanita yang licik. Ganya saja memang sedikit angkuh, tetapi hal itu tidak menjadi alasan untuk membecinya. Karena sebenarnya, Irene memiliki hati yang tulus.

"Awalnya aku pikir, aku akan bisa menjalaninya dengan Seokjin. Aku pikir perasaanku padanya akan berubah seiring berjalannya waktu. Namun seperti yang sudah orang-orang katakan, cinta memang tidak bisa di paksakan meski sekeras apapun kau berusaha untuk mencintainya." jelas Irene seraya tersenyum.

"Pada akhirnya, kami memutuskan untuk berteman. Sampai saat ini hubunganku dengan Seokjin masih berjalan baik. Tentunya sebagai sahabat," ucap Irene. "Dia selalu berserita banyak hal padaku. Termasuk menceritakan gadis yang menarik perhatiannya."

"Si-siapa gadis itu?" tanya Jisoo terbata.

Irene tertawa. "Tentu saja kau, Kim Jisoo. Aish! Sepertinya Seokjin telah menularkan virus lambannya padamu."

Jisoo tertawa ringan. "Maaf, aku kira bukan aku."

Irene tersenyum. "Aku senang mendengar Seokjin yang akhirnya bisa menemukan seseorang yang bisa mengobati patah hatinya. Kau bukan hanya sekedar mengobati patah hatinya, tetapi kau juga telah membuatnya kembali merasa dicintai dan mencintai."

"Aku bahagia jika sahabatku juga bahagia." tambah Irene seraya tersenyum tulus.

Hati Jisoo menghangat. Irene benar-benar wanita yang baik hati. Jisoo sangat beruntung bertemu dengan orang seperti Irene. Siapapun pria yang menjadi pendamping hidupnya nanti, dia adalah manusia yang paling beruntung.

"Irene-ssi, bolehkah aku memelukmu?" Jisoo menatap Irene dengan wajah memelasnya.

Irene terkekeh geli. "Aigoo, kau benar-benar imut. Tentu, peluklah aku."

Jisoo tersenyum lebar, lalu ia memeluk Irene. Rasanya dirinya seperti mempunyai kakak lagi.

"Dan, bolehkah aku memanggilmu eonnie?" tanya Jisoo.

Long Distance RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang