Bagian 13

192K 5.1K 38
                                    


Jangan lupa vote dan komentar nya yaa,sarannya juga🤗🤗

❤️❤️❤️

       Nafas keduanya terengah-engah saat asupan oksigen ke dalam mulut mereka berdua menipis akibat permainan Braycle saat ini yang terus melumat dan mengulum bibir Adrasteia tanpa menghiraukan Adrasteia yang sedari tadi mengerang dan mendesah karena ciuman Braycle yang sangat bergairah, sampai-sampai Braycle tidak memperdulikan Adrasteia dan para pelayan yang tertegun namun tak berani melihat aksi panas majikannya itu walaupun mereka kadang mengintip dan kembali menundukan kepalanya. Jingan.

"Ahh...!" Desah Adrasteia sambil mencoba mendorong dada bidang Braycle karena ia merasa sudah kehabisan oksigen.

Apa yang dilakukan Braycle saat ini sungguh diluar batas otaknya. Belum pernah Braycle mencium wanita dengan amat bergairah seperti sekarang dengan Adrasteia, ia bahkan lupa akan segalanya. s
Semuanya terasa telah menghilang saat kabut gairah melandanya.

Apa mungkin Braycle telah mencintai Adrasteia sepenuh hati?

"Braycle..Ahh! Braycle cukup!" Gertak Adrasteia saat mendapat kesempatan untuk meluapkan kata-katanya.

Braycle yang baru menyadarinya langsung tertegun antara senang, bersalah dan kecewa. Dia sangat senang karena ciumannya barusan di terima dan dibalas oleh Adrasteia.

Bersalah, karena ia sudah berlebihan mencium Adrasteia sampai ia tidak rela memberikan oksigen kepadanya.

Dan kecewanya karena Adrasteia sebegitu marahnya hingga mendorong tubuhnya dengan sekuat tenaga.

"Kumohon Stop..stop!" Ucapnya tanpa melihat Braycle yang menatapnya bingung saat melihat Adrasteia menangis.

Braycle mencoba menenangkan Adrasteia, dengan mengusap bibir ranum bekas ciuman panasnya tadi dengan ibu jarinya dan Adrasteia membiarkannya begitu saja dengan tatapan mata tidak melihat ke arah Braycle.

“Ssssttt...! Maafkan aku”

Bisik Braycle menenangkan agar Adrasteia tidak terus menangis. Saat ini Braycle menempelkan kening nya di kening Adrasteia jarak mereka sangat dekat bahkan bisa di ukur hanya beberapa senti bahkan keduanya bisa merasakan hembusan nafas milik lawannya.

"Sadarlah Adrasteia kau tidak boleh terkesima oleh Braycle,dia memang suamimu tapi bukan berarti dia juga mencintaimu. Kumohon tuhan jangan lakukan ini" Batin Adrasteia memohon ia sungguh telah masuk ke dalam lingkaran Braycle terlebih dahulu yang seharusnya dia tidak boleh.

Braycle mencoba mengusap pipi istrinya,namun sekejab Adrasteia langsung memalingkan wajahnya dan menunjukan sorot mata yang tak bisa di artikan oleh pria itu. Braycle yang menyadarinya langsung melepaskan tubuh Adrasteia dan melangkah mundur, dengan perasaan campur aduk dan dia juga merasakan seketika hatinya seperti tersayat yang menimbulkan bekas sakit yang amat dalam.

Adrasteia mengelap air matanya dengan kedua tangannya dan melangkah pergi meninggalkan Braycle yang masih diam memandangnya heran.

        Adrasteia langsung pergi ke kamarnya dan menutup pintunya rapat-rapat agar tidak ada yang mengetahui bahwa dia sekarang sedang menangis sejadi jadinya di dalam kamarnya itu. Dia bahkan sampai tersedu-sedu dan terbatuk-batuk  akibat tangisannya.

Kakinya sudah tidak bisa lagi menopang badannya hingga Adrasteia luluh di lantai tepat di sisi ranjangnya. Ia menangis sejadinya sambil memukul mukul dadanya yang terasa sangat menyesak-kan itu.

"Apa yang harus aku lakukan dengan perasaan ini? Aku bahkan melupakan rasa sakit yang sudah dia berikan kepadaku walaupun hanya dalam ucapan. Aku bahkan melupakan tekad untuk.. Untuk tidak mencintainya namun kenapa dia selalu memberikan perlakuan seperti layaknya dia mencintaiku, mengkhawatirkanku?
Kenapa dia melakukan semua itu seakan ia peduli padaku?"

SHE IS MY WIFE (Perjodohan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang