Bagian 22

184K 5.3K 37
                                    

Vote dan komennya yaa🔥
Maapin ya dua part ini author salah server malah ke horor xixixi🤣
Jadi akutuh bingung sama alurnya lupa lagi gimana🥺

Maapin juga ya kalo banyak typonya karena ini cerita pertama aku dan belum di revisi🙏🏼

❤️❤️❤️


 

  Wajahnya begitu menyerahkan
Matanya yang terlihat seakan menyala, layaknya bara api dan darah yang terus mengalir di pelupuk mata itu layaknya air mata yang mengalir begitu deras. Sebuah sosok wanita dengan wujud menakutkan.

"MOMMY...!! Hiks"Panggil Adrasteia terdengar lirih dan manja. Iya memang Adrasteia memiliki sifat yang manja, tapi bukan berarti manja dalam hal apapun keinginannnya harus terpenuhi. Ia hanya bersifat manja akan ucapannya yang masih kekanak-kanakan.

Kembali lagi. Gadis itu tidak berani melihat ke arah depan. Tubuhnya terasa begitu lemas ia tertunduk ketakutan dan menangis sampai tersedu-sedu dengan memanggil kata 'Mommy'. Dan hanya itulah kata yang bisa ia ucapkan dikala ia sedang ketakutan karena kelebihannya yang belum bisa ia kuasai. Ayahnya-lah yang menurunkan kelebihan itu pada Adrasteia.

"Aku mohon pergi dari sini.. Hiks..! Aku takut Derren Hiks.. Braycle... Hiks" ucapnya sambil tersedu-sedu. Menyerukan kata yang ada di pikirannya.

Srugg!!

Seketika pikirannya kembali blank dan tubuhnya kembali bergetar ketakutan, saat tubuh hangat dan besar itu memeluknya.

Tapi aneh. Adrasteia merasa sangat nyaman dan tenang saat ia merasakan pelukan hangat pada tubuhnya itu, walaupun rasa takut masih begitu kental terasa. Adrasteia mencoba membuka matanya.

Braycle!

Adrasteia mendongak dan melihat Braycle yang ternyata sedang memeluk tubuhnya dan menenangkan dirinya dengan sapuan lembut pria itu di rambut Adrasteia.

"Jangan takut aku disini" Ujar Braycle lembut, ia menyentuh pipi merah Adrasteia. Pria itu menarik nafasnya pelan, ia marasa begitu tersayat saat melihat mata indah istrinya berlinang air mata— Braycle langsung memeluknya kembali dan memberikan kehangatan dan ke nyamanan untuk wanita dihadapannya ini.

"Aku takut..Hiks" Ucap Adrasteia lirih.

Braycle tersenyum lembut pada Adrasteia dan ia langsung memangku tubuh istrinya dan membawanya kembali ke atas ranjang. "Don't be afraid sweety. Aku disini untukmu sayang" Braycle mencium hidung mancung Adrasteia dan kemudian ia mengecup singkat bibir ranum istrinya.

Wanita itu masih belum berekspresi, ia masih begitu syok akan penglihatannya tadi. "Aku ingin pulang" Rintih Adrasteia dan entah sejak kapan kedua tangannya kini sudah berada di pinggang Braycle. Ia memeluknya erat.

"Aku tidak ingin disini. Aku ingin pulang Braycle.. aku tidak ingin disini Hiks.. mereka jahat aku tidak suka gadis itu, aku tidak suka Hiks.. aku takut!" Ucap Adrasteia sambil terus menangis tersedu di dada bidang Braycle.

Braycle sangat terkejut pada sikap istrinya sekarang. Kenapa? Ada apa? Adrasteia begitu ketakutan dan ingin pergi dari sana,ia bahkan tidak tahu siapa gadis yang di maksud istrinya itu. Sungguh itu semua membuat pikiran Braycle bertanya-tanya pasalnya ia belum pernah melihat istrinya yang sebegitu takutnya sampai ia menangis tersedu-sedu. Apa ada seseorang yang masuk ke kamarnya?

Pria itu terus mengelus-elus punggung dan kepala Adrasteia lembut sambil terus menenangkan nya, Braycle tidak berani bertanya kenapa? Karena yang paling penting sekarang adalah membuat istrinya kembali tenang.

SHE IS MY WIFE (Perjodohan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang