Bagian 39

132K 4K 135
                                    

Jangan lupa Vote dan komennya 🔥
Follow me on Ig @thedream_wattpad

🏵️🏵️🏵️

Adrasteia menopang kepalanya dengan kedua tangannya—menatap layar datar super besar yang bernama Televisi. Adrasteia terlihat sangat fokus dan sesekali mengambil popcorn dan menyuapkannya pada Braycle dan dirinya sendiri.

"Baiklah, ini sudah malam kita harus tidur" Ujar Braycle dan merogoh remot di tangan Adrasteia.

"Jangan,ini belum berakhir. Aku belum ngantuk" Adrasteia menarik kembali remot tersebut dari Braycle—menyembunyikan nya di balik selimut, "Tidak, ini sudah larut malam honey!" ucap Braycle penuh pengertian.

"Kau yang pertama mengajak ku menonton film ini" Adrasteia merasa dongkol. Dia ingin menangis.

"Iya, tapi kita udah liat dua judul yang berbeda. Aku tidak suka dibantah sekarang sudah malam dan kita harus tidur no comment!" jelas Braycle dengan tatapan datar nya. Braycle langsung mematikan televisi tersebut setelah mengambil paksa remot yang ada pada istrinya.

Adrasteia memajukan bibir nya dan bangkit dari sofa itu menuju ranjangnya. Meninggalkan Braycle yang termenung melihat tingkah istrinya yang sedang kesal. Membuat dinding pertahanan esnya mencair—terkekeh pelan dan mengikuti Adrasteia yang sudah masuk ke dalam selimut tebalnya meringkuk membelakangi Braycle.

•••

"Ini untukmu," ujar William sambil memberikan satu buket bunga mawar merah kepada gadis kecil dihadapannya.

"Thanks Will "

"Sekarang kita sudah menikah. Kau mau apa?" tanya William dan mengusap ujung kepala gadis dihadapannya yang kini sudah menjadi istrinya. Ya, walaupun hanya bohongan. Tapi, jika seseorang sudah mengucapkan sumpah untuk sehidup-sematinya apa itu bohong? Mereka mungkin hanya anak-anak yang tidak mengerti apa itu 'menikah'. Tapi setidaknya, mereka berdua tau apa itu arti sahabat, walaupun tidak bisa dipungkiri saat ini William sudah memasuki pase remaja dan ia sudah tau apa itu cinta. William dapat merasakannya saat ini, dimana William remaja menyetujui permintaan sahabat kecilnya untuk menikahinya dia tidak bisa menolak.

Perasaan itu sudah tumbuh dihatinya entah rasa persahabatan atau yang lain. Yang jelas dia bersumpah dalam hatinya akan mendapatkan gadis dihadapannya dengan seutuhnya saat sudah tiba waktunya. Dia akan menjadikan gadis dihadapannya menjadi miliknya dan tidak ada yang lain selain gadis kecil ini. William akan menunggu.

Terlihat bahwa wajah itu kini sedang bahagia, dia bisa merasakannya. Raut wajah yang selalu mampu membuat ia ikut tersenyum dan melupakan sekejap masalah yang selalu menghantui hidupnya.

William mengusap wajah tampan nya lembut dan menarik nafasnya kemudian menghembuskannya kasar.

Kini semua itu tinggal kenangan, dia hanya bisa mengenang masa itu saja. Masa yang sangat tidak ingin ia lupakan sedikutpun dalam hidupnya. Willim selalu berfikir dalam tidur nya, mengapa dia 'ada' disaat yang lain menganggapnya 'tidak ada' dan buat apa dia bertahan saat ia telah kehilangan harapan?

William menutup matanya rapat-rapat menahan gejolak rasa sakit dan sesak di dadanya. Setiap kali dirinya ingin teriak. Membuang rasa sakit yang ia pendam selama ini. Kehilangan. Bibir nya kaku dan lidahnya kelu. Jantung nya berdegup dengan kencang, William tidak tau amarah apa yang sedang ia taklukan sekarang? William tidak tahu akan arah dan tujuan hidupnya saat ini.

"BRENGSEK!!"

Prangg...!!!

Hancur sudah gelas itu berkeping-keping tak berbentuk lagi di lantai bercampur dengan cairan berwarna emas yang baunya menyeruak di setiap juru ruangan disana.

SHE IS MY WIFE (Perjodohan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang