SHE IS MY WIFE (Perjodohan)

Bagian 47

________________¤¤¤_________________

Info untuk Part kemaren,itu yang terjadi pada Thomas bukan William yahh..maaf kalo bingung aku salah ketikk-,-Mending baca lagi dehhh..Maaf yahh!!

_________________¤¤¤__________________

Sebelum itu clik dulu ☆ kecilnya-,-

_______________________________

Playlist ||Bruno mars- It will rain

🏵️🏵️🏵️

        
       Tiga hari berlalu, dan Adrasteia masih betah dalam kesibukan barunya untuk bekerja di perusahaan suaminya sendiri. Bahkan sang suamipun yang tadinya melarang mati-matian, merayu nya sampai hampir jungkir balik hanya agar istri nya itu tidak bekerja.. Tidak bisa berkata apa-apa lagi. Akhir-akhir ini istrinya sangat keras kepala.

Setidaknya Braycle bisa melihat istrinya setiap hari.

   Melihat setiap detik setiap menit, bahkan setiap jam wajah dan bau segar dari tubuh istrinya yang memabukkan. Membuatnya seakan lupa bahwa dia sedang dalam imaginasi dan fantasi liar nya itu.

Melihat istrinya yang kini duduk dengan setelan dress kemejanya yang terlihat begitu seksi—kedua kancing dress tersebut dibiarkan terbuka. Menantang Braycle untuk menyentuh bagian tersebut. Sial, apalagi saat ketika gadisnya menunduk. Kepala Braycle terasa ingin pecah terus menahan urat nafsunya. Sabar!

Mungkin jika imannya tidak kuat, sekarang juga ia akan mendorong tubuh indah itu kepojok ruangan—merengkuhnya dengan dorongan mendominasi dan melumat, mencumbu bibir manis yang selalu menjadi pengganti gula untuknya setiap hari.

Astaga apa yang kau lakukan dengan fantasi mu Braycle. Sebuah sinyal kebaikan datang tak terduga dari sisi pikiran Braycle.

Pria itu mendengus kesal, segera menghentikan fantasi nakal itu dengan setengah hati. Braycle kembali fokus pada berkas-berkas nya yang sedang ia baca dalam Microsoft word dalam bentuk file PDF.

Kembali. Sisi gelap dari pikiran nakal Braycle pun kembali datang menghampiri pikiran nya. Ahhh.. biarkan saja dia kan istrimu. Lagi pula kau ini pemimpin di kantor ini, kau bebas melakukan apapun yang kau mau...lets do it Braycle!

Braycle menyunggingkan senyum devil nya menatap jauh ke arah Adrasteia yang terlihat begitu fokus namun santai pada pekerjaannya. Toh, apa yang dikerjakan Adrasteia tidak begitu penting, dia hanya membantu Braycle merevisi berkas-berkas, itu pun sudah pasti sudah di revisi ulang oleh sekertaris nya Jane. Karena Braycle tidak akan pernah memberikan pekerjaan berat untuk wanita yang dicintainya. Tidak akan.

Braycle masih dengan seringai nya—keluar dari meja kerja, menghampiri meja Adrasteia dan menahan jari-jari lentik itu. Ia menggenggamnya.