Bagian 34

169K 5.7K 133
                                    

Komentar dan voting nya..
Makasih!

🌺🌺🌺

     “Kenapa kau tidak datang saat pernikahanku, huh?"

Adrasteia menatap tajam ke arah pria disampingnya itu. Bukannya melawan saat Adrasteia memukul kepalanya dengan sendok coffee, pria itu malah menunduk pasrah sambil sesekali meringis menahan ngilu. Ya, walaupun tidak terlalu keras tapi rasa ngilu kala benda itu mengenai keningnya, bisa ia rasakan sekarang.

"Ma-maaf" ucap Derren terbata, dia menyunggingkan senyum kudanya.

"Brengsek!" umpat Adrasteia pada adiknya.

"Lalu, sedang apa kau disini sekarang?Bagaimana keadaan mommy? Aku sangat merindukannya" lanjutnya dengan nada bicara tercekat, kala mengucapkan kata itu. Kata yang sangat indah baginya, 'Mommy' kata yang mampu membuat dirinya merasa tenang kala ia memikirkan nama itu ia sangat rindu dengan wajah yang penuh kasih dan sayang, wajah yang selalu berselimut kelembutan itu. Tidak terasa air matanya jatuh begitu saja, hatinya terasa sesak ia sangat merindukannya.

Derren bisa merasakan kerinduan Adrasteia selama ini pada ibunya, walaupun kakak nya itu menyebalkan dan galak baginya. Meskipun begitu, dia juga adalah orang yang sangat ia cintai dan sayangi selama ini. Derren tidak bisa melihat wanita disampingnya menangis. Derren merangkul Adrasteia dan memeluknya.

"Mommy baik-baik saja, kau jangan khawatir karena sekarang aku sudah mengeluarkan Mommy dari genggaman Thomas, aku akan pastikan Thomas tidak akan pernah bisa menyentuh kita lagi" ucap Derren penuh penekanan. Ya, dia sangat benci kepada pria iblis itu. Pria yang menjebak ayahnya sampai ayahnya meninggal dan membuat keluarganya terpisah seperti sekarang.

Adrasteia melepaskan pelukan Derren dan mengusap air matanya dengan kedua telapak tangannya.

"Maksudmu?"

"Sudahlah, kau tak perlu tau. Aku tidak mau membahas pria brengsek itu lagi..." Derren melepaskan tatapannya ke arah lain ia tidak ingin mengucapkan nama itu lagi. Ia muak, karena hampir saja tubuhnya yang sexy gagah dan tampan dimangsa hewan buas di hutan sana, jika tidak ada kekasih barunya Yuki.

"Oh ya, kau sedang apa disini dan dimana suamimu? Aku baru ingat, katakan padaku apa dia jahat padamu? Bagaimana tampangnya? Pasti tidak setampan akukan? Secara aku pria paling tampan di negeri ini"

Derren mengibaskan tangannya memuja diri sendiri dengan begitu percaya diri, eh?

Plakk!!!

Satu pukulan dari Adrasteia mampu membuat khayalan pria itu terpotong. Dia meringis kesakitan. "Cih! dasar payah! begitu saja kau meringis. Lemah!" ejek Adrasteia sembari menyipitkan kedua tangannya.

"Aku'kan khawatir padamu.. Aisshh! kenapa aku mempunyai sodara menyebalkan sepertimu" ucap Derren mengelus kening nya yang terus-menerus di pukul oleh sodara nya itu. Sial, bisa-bisa benjol jika terus bersama wanita ini. Pikir Derren.

"Apa kau bilang? Menyebalkan? Dasarr kau pria brengsek, bocah sialan!" Adrasteia mengepalkan kedua tangannya ingin rasanya ia mencincang tubuh pria menyebalkan ini dan membuangnya ke kandang buaya rawa.

Adrasteia mengambil buku menu diatas meja tersebut, kemudian tanpa aba-aba wanita itu langsung menggelapkan buku menu tersebut ke bahu pria itu lagi dan lagi.

SHE IS MY WIFE (Perjodohan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang