Bagian 28

197K 6.5K 89
                                    

Jangan lupa vote dan komentarnya yaa...

❤️❤️❤️


"Tuan Braycle! Apa kau tega padaku?really?" Dominy masih setia mengekor Braycle sampai sekarang mereka berdua ada di dalam lift. Pria itu seperti anak kecil merengek-rengek pada Braycle yang sama sekali tidak menggubris ucapan Dominy.

"Dasar brengsek, kau berani mengumpat di hadapan boss mu sendiri?" Braycle melipatkan kedua tangannya didepan, dan menarik nafas dalam-dalam melihat kelakuan sahabatnya yang kini sedang memohon-mohon seperti seorang anak yang meminta sebuah permen namun tidak di beri. Itulah yang sedang Dominy lakukan sekarang, berbicara manis dan memuja-muja Braycle.

Tentu saja Braycle hanya sedang menakut-nakuti Dominy, tidak mungkin jika ia harus memecat sahabatnya itu meskipun tingkahnya pecicilan dan tidak jelas. Tapi sifatnya tidak, Dominy adalah orang yang setia padanya dan juga cerdas. Ya, Braycle mengakui juga ke apikannya dalam bekerja dan sepertinya ia harus mengacungkan jempol pada Dominy.

"Hissss... Awas kau Braycle" Dominy sudah kehilangan ide untuk menaklukan egonya Braycle.

Ia menarik nafas dalam-dalam dengan mata yang terpejam. Setelah beberapa detik kemudian ia membuka matanya dan tersenyum sinis pada Braycle. "What are you doing. Huh?" Tanya Braycle melihat gerak-gerik mencurigakan dari Dominy yang kini melangkah mendekat kehadapan Braycle.

"Kiss you" Ucap Dominy dengan seringai aneh di wajahnya."Whatt?" Pekik Braycle.

"Are you creazy Dominy?"

Not thanks, iam not gay” tambah Braycle bergidik geli melihat tingkah sahabatnya itu.

"Yes" Balas Dominy cepat. Apa dia benar akan mencium Dominy? Tidak.. tidak.. tidak.. Biarkan Adrasteia saja yang mencium Braycle tapi tidak untuk Dominy.  Seorang Braycle yang tampan dan berwibawa menyukai seorang yang batangan? Memikirkannya saja membuat Braycle mual.

Ting!

Pintu lift terbuka dengan perlahan. "Tentu saja tidak. Gila jika aku melakukan itu— ayolah masa kau memecat ku?" Dominy memutar matanya jengah.

"Kau sudah gila sejak dulu" Tempas Braycle dan setelah itu ia keluar dari lift meninggalkan Dominy.

Benarkan Braycle memecatnya? Oh astaga, sungguh sahabat yang kejam. Hanya karena mengumpat saja dia langsung memecatnya, padahal Dominy sudah sangat lama mengabdi pada perusahaan Braycle. Ya, walaupun Dominy sedikit Brengsek terhadap wanita yang hanya menjadikan mereka sebagai pelarian nafsu semata tapi, meskipun begitu pria tampan itu sebenarnya ingin memiliki sebuah hubungan yang nyata yaitu sebuah ikatan asli dengan cinta dan kasih sayang didalamnya.

Tapi, sepertinya sulit bagi Dominy yang notabene nya seorang player, sifatnya yang mudah bosan itu yang membuatnya sulit menemukan cinta sejatinya.

Lah kok gak nyambung? Jadi yang benar Dominy di pecat.

“Aki tidak dipecat!” maki Dominy kepada angin tak kasat mata.

•••

Braycle mengendarai mobil sport nya sendiri, tanpa seorang supir yang selalu menemaninya.

Mobil sport berwarna merah cerah itu terlihat elegan dan mewah melintas dijalanan kota London yang cukup ramai pengendara.

Setelah setengah jam ia mengendara, akhirnya ia sampai di tempat tujuannya yaitu mansion miliknya. Braycle membuka jas nya dan menentengnya tak lupa ia juga menggulung kemejanya sampai di atas sikut. Pria itu langsung memasuki rumah mewahnya tersebut, yang langsung dibukakan oleh Luci sang kepala pelayan disana.

SHE IS MY WIFE (Perjodohan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang