SHE IS MY WIFE (Perjodohan)

Bagian 60

Play songs from The Overtunes – I still love you

🌻🌻🌻

      SEHARUSNYA hari ini Adrasteia keluar dari rumah sakit. Namun, setelah kejadian dua hari kemarin keadaan Adrasteia langsung menurun drastis dia lebih banyak murung dan diam hingga dokter pun harus mempertahankan Adrasteia agar tetap dirawat.

Inpus saja tidak cukup untuk mengembalikan keadaan Adrasteia saat ini, ibu mana yang tidak terluka saat anak yang dia tunggu-tunggu kehadirannya harus pergi tanpa diketahui sama sekali  hingga semua orang menyembunyikan kebenarannya.

Memang Adrasteia tidak menyalahkan siapapun akan kejadian tersebut dan itu sebabnya Adrasteia menyalahkan dirinya sendiri tanpa sebab membuat tubuhnya kembali down.

Braycle selalu ada disampingnya dan menguatkannya sampai sekarangpun pria itu tidak pernah lelah untuk merengkuh dan mengembalikan istrinya seperti awal; seorang yang ceria dan terus tersenyum. Dia telah menyakiti hati istrinya!

Adrasteia terduduk di kursi roda menatap deretan gedung diluar kaca itu dengan tatapan kosong, dibelakang ibunya sedang menyisir rambut miliknya dengan saksama tak lupa gurauan dan candaan ibunya hanya agar membuat putrinya itu sedikit melepas beban pikirannya.

Hingga tanpa mereka sadari seorang pria masuk ke ruangan tersebut dengan senyum terpancar di wajah tampannya.

"Suamimu datang nak" ujar ibunya dan mengelus rambut

Braycle tersenyum pada ibu mertuanya yang menghampiri dia, "Bagimana kabarmu hari ini?" tanya Braycle.

"Baik nak" ujar sang ibu dengan nada sebaliknya--melirik kearah putrinya yang hanya terdiam saja dan kembali menatap menantunya.

"Aku rasa ibu kelelahan, ibu pulang saja lagian aku ada disini" kata Braycle.

"Ibu baik-baik saja nak, ibu ingin bersama putri ibu disini. Oh ya, kebetulan kau sudah ada disini ibu harus mengambil beberapa baju--terimakasih telah menjaga putri ibu" ucapnya dengan tatapan haru kepada menantunya ini.

"Aku yang seharusnya berterima kasih padamu. Kau sudah menjaga wanita yang aku cintai selama ini. Aku tidak pernah berfikir jika mencintainya mampu membuatku hidup kembali" Braycle tersenyum samar sebelum meneruskan ucapannya, "Kalau begitu biarkan anak buahku yang mangantarmu" lanjut Braycle yang langsung dianggukki ibumertuanya setelah mengatakan terimakasih.

Kemudian Braycle menghampiri istrinya--mengambil tempat didepan Adrasteia dengan berjongkok dan mencium punggung tangan wanita itu lembut hingga Adrasteia yang sedang melamun tersentak kaget.

Braycle tidak tega lagi melihat keadaan istrinya yang seperti ini, matanya yang sembab terlalu banyak menangis. Braycle takut jika Adrasteia terus seperti ini akan membahayakan jiwa dan raganya sendiri. Apalagi ada seorang yang masih suci dan tak berdosa milik mereka berdua satu-satunya lagi.

Braycle tersenyum lembut pada Adrasteia. "Hai! Kau tahu, aku begitu merindukan mu" desah Braycle dengan nada seakan merajuk.

Adrasteia menyipitkan matanya dan mengangkat alisnya menatap heran suami tampannya itu.

"Bukankah kita selalu bertemu dan kau selalu di sisiku?" Adrasteia mengerjapkan matanya berkali-kali.

Braycle menghembuskan nafasnya seperti memang benar-benar begitu merindukan istrinya. Memang benar begitu adanya.