Bagian 18

194K 6.2K 35
                                    

Jangan lupa Vote dan komennya 🔥

❤️❤️❤️

"Euhemmm" Suara Bariton pria berdehem membuat Braycle tersadar dan langsung melepaskan pautan bibirnya.

"Dominy. Sejak kapan kau disini?" Tanya Braycle dan menghampiri Dominy yang berdiri tak jauh darinya.

"Semenjak kalian berdua melakukan adegan panas" Balas Dominy dengan nada mengejek.

"Mengganggu" Ucap Braycle sambil menatap Dominy kesal.

"Maaf"

Braycle memutar matanya jengah dan berbalik lagi menunjukan tatapannya kepada Adrasteia yang masih berdiri sambil menunduk karena malu. "Masuk ke pesawat duluan!" ujar Braycle dingin. Adrasteia mengangguk tanpa melihat wajah Braycle. Lebih tepatnya Jet pribadi bukan pesawat terbang biasa!

Sedangkan Braycle ia harus mengurus sebagian dokumen yang harus di kerjakan nya dengan Dominy perihal kerja sama nya dengan perusahaan AgnelTown yang belum terselesaika. Braycle tidak bisa Menghadiri pertemuan tersebut dan akan digantikan oleh tangan kanan nya yaitu Dominy yang juga merupakan seorang Co-pounder nya Braycle.

°°°

Adrasteia duduk disalah satu kursi yang cukup mewah dan berukuran besar, walaupun hanya untuk kursi pesawat dia sangat terheran-heran akan interior dalam pesawat yang menurutnya bukan pesawat melainkan ruangan hotel yang di sulap menjadi sedemikian rupa bagusnya seperti ini. Setiap kabin nya selalu dihiasi dengan keindahan dan kemewahan tersendiri bahkan di dalam pesawat itu terdapat kamar berukuran minimalis namun terlihat sangat bagus lengkap dengan fasilitas seperti dapur dan kamar mandi pun tersedia di sana.

Ini semua memang milik Braycle. Pria itu selalu bepergian jika dalam masalah mendadak atau acara luar negri dan lainnya. Braycle selalu memakai jet pribadi miliknya ini sebagai alat transportasi yang cepat dalam perjalanannya .The Best of Billionaire he's Braycle.

"New York!!" Ucap Adrasteia pelan mau mengingat-ingat ucapan Braycle yang mengajak-nya ke Kota Amerika Serikat itu.

"Kau kenapa?" Ujar Braycle yang membuat Adrasteia terkejut di buatnya.

"Hmmmm" Adrasteia hanya menggelengkan kepala nya pelan, lalu memalingkannya ke arah jendela.

Srugg!

Braycle duduk di sebelah Adrasteia. Wanita itu terlihat salah tingkah sendiri, padahal masih banyak kursi yang kosong. Kenapa Braycle malah duduk di sampingnya?

"Aku lelah!" Lirih Braycle tanpa pikir panjang, pria itu langsung membenamkan wajahnya di pundak Adrasteia dan memejamkan matanya.

Adrasteia tidak bisa menolaknya ia sedikit kasihan pada Braycle yang memang sangat terlihat lelah dan lesu, hingga beberapa lama kemudian Adrasteia merasakan nafas Braycle yang beraturan menerpa lekuk lehernya yang berarti bahwa Braycle sudah tertidur. Cepat sekali pria itu tertidur.

Gadis itu merasakan jantungnya berdegub begitu kencang ingin rasanya dia mengelus lembut rambut Braycle yang harum dan memabukan. Tapi apa daya Adrasteia tidak memiliki keberanian itu.

Hanya butuh beberapa jam saja untuk sampai di kota besar AS. Kini jet milik Braycle telah sampai di landasan pesawat Bandara New York.

"Braycle.. Bangun kita sudah sampai" Adrasteia mencoba membangunkan Braycle dengan menepuk bahu pria itu. Sebenernya ia tidak tega melihat Braycle yang begitu nyenyak nya tidur di pundaknya bahkan dalam perjalanan sesekali Braycle mendengkur pelan. Adrasteia bisa merasakan kelelahan suaminya ini.

SHE IS MY WIFE (Perjodohan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang