-12-

10K 845 76
                                    

-Author Pov-

Malam itu...di bawah langit Seoul yang terus menaburkan bubuk putih...bersuhu rendah.

Jisoo menangis untuk pertama kalinya.

Air mata yang dia keluarkan untuk rasa Cinta yang ia miliki.

Dia selalu mencoba menepis pikiran jahat yang membuatnya jatuh.

Dia selalu berkata pada hati kecilnya bahwa cintanya suatu saat nanti akan terbalas.

Yahh..Jisoo hanya merasa kecewa..dan mungkin juga sakit hati.

Setelah apa yang terjadi di dapur..antara dirinya dan Rosè.

Jisoo segera menyelesaikan tugasnya.

Membereskan dapur.

Mencoba tersenyum...di atas rasa kecewa yang membelenggu hati nya.

Jisoo kecewa karna dia bukan yang pertama untuk Rosè.

Dan Jisoo sakit hati...karna Rosè yang menyerahkan First Kiss nya dengan suka rela..pada Lisa.

Dan sepertinya dia tak menyesal.

Jisoo tau apa posisinya di mata Rosè.

Bohong saat dia bilang akan baik-baik saja...saat Rosè tak membalas perasaannya.

Dia hanya tak ingin gadis itu merasa bersalah...dia rela tersakiti setiap hari saat dia melihat Rosè menatap Lisa dengan tatapan berharap.

Jisoo menekuk lutut nya...menenggelamkan kepalanya dia antara dua lengannya yang memeluk lututnya erat.

Meredam isakan yang dia rasa menyesakkan pernafasannya.

Jisoo masih setia duduk di lantai balkon yang mulai beku.

Bahkan rambutnya mulai tertutup salju.

Dan bodohnya dia hanya memakai kaos tipis.

Membalut tubuhnya yang mulai menggigil.

Tapi sepertinya hatinya tak mau beranjak pergi.

Dia masih saja berdiam diri disana.

Bahkan malam mulai larut.

Jisoo masih disana...terduduk dengan mata sembab.

Kepalanya sudah sangat berat dan sakit.

Bahkan wajah gadis itu sudah pucat.

Jemarinya mulai biru.

Tapi ia tak beranjak.

"Hiks...hiks"suara isakan tertahan.

"Sungguh aku tak baik-baik saja"ucap lirih nan pelan keluar dari bibir pucat gemetaran milik Jisoo.

"Ini benar-benar sakit."kata Jisoo mendongak menatap langit.

Pandangan nya yang sudah kabur.

Menatap butiran-butiran salju yang turun dari langit.

Jisoo tersenyum tipis.

"Andai aku sepertimu...tugasmu hanya turun jatuh ke bumi...lalu menghilang setelahnya."gumam nya.

Jisoo mencoba berdiri.

Meraih pagar balkon.

Lalu bertumpu padanya.

Kakinya terasa kaku.

Kepalanya sangat pusing...dan pandangannya kabur.

Jisoo berhasil berdiri.

Dia berpegangan pada pagar balkon dengan kedua tangan nya sebagai tumpuan.

PERENNIAL LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang