-36 part II-

6.5K 587 22
                                    

-Lisa Pov-

"Lili"suara imut itu terdengar di telinga ku.

Aku menoleh.

Dengan wajah yang sudah bisa ku pastikan kusut.

Dengan air mata yang membasahi pipiku.

"What happen?"tanyanya.

Aku hanya tersenyum tipis lalu tersenyum.

Dia memelukku menenggelamkan kepalaku pada dekap hangatnya.

Aku tambah tak bisa menahan tangisku.

Aku terisak begitu saja.

"Ada apa sayang?"tanyanya lembut.

Aku hanya menggeleng.

Aku sungguh cemas.

Sudah lebih dari 1 jam sorn didalam sana.

Tapi belum ada tanda-tanda dokter akan keluar.

"Ruby?"suara berat laki-laki.

Aku melepas pelukan Jennie.

Menatap bingung ke arah pria tinggi yang tengah berdiri di belakang gadisku.

Dia tersenyum hangat kearahku.

"Eoh...Oppa sudah kembali?"

Laki -laki itu mengelus kepala Jennie.

"Sudah sayang"ucapnya lembut.

Disusul senyuman senang dari Jennie.

But...Wait...

Aku mengerjapkan mataku.

"Sayang?"pria ini memanggil Jennie dengan kata itu.

Why?What?

Aku berperang dengan pikiranku.

Jennie terkekeh melihat ekspresiku yang serius.

"Oppa kau benar....hahahhaha"dia tertawa pelan menepuk lengan pria itu.

"Nugu?"tanya ku pelan pada Jennie.

Jennie malah melirik dengan mata kucingnya ke arah pria tampan itu.

Pria itu mengedipkan sebelah matanya.

WHATT!!Apa-apa ini...

Aku memandang mereka tak mengerti..

Jennie terkikik....

"Oppa...Palli-ah"ucap Jennie manja.

"Yakk...kau kesini hanya ingin menunjukan ini padaku"batinku berteriak.

Aku sudah tersulut api cemburu.

Aku bisa merasakan wajahku merah.

Biarkan saja.

Pria itu terkikik pelan.

Lalu mengelus kepalaku.

Aku kaget saat tangan pria itu berani-beraninya menyentuh kepalaku.

Aku sudah tak tahan.

"Maaf aku ingin ke toilet dulu"ucapku membalikan badan.

"Eoh...lili kau mau kemana?" Ucap Jennie menahan tanganku.

"Toilet"ucapku dingin.

Lalu melepaskan tangan gadis mungil itu dari lenganku.

Ohh...god kau memalukan Lisa..

Kau tak bisa menyembunyikan rasa cemburumu.

"Ekhhm"dehaman maskulin itu terdengar aku menghentikan langkahku.

PERENNIAL LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang