Amira mengembangkan senyumnya memasuki gerbang sebuah sekolah. Ya, hari ini hari pertamanya menjadi siswi SMA Widya Bhakti , sekolah yg dia idam-idamkan sedari dulu.
Sampai di halaman sekolah, Amira mengedarkan pandangannya ke segala penjuru sekolah mencari papan pengumuman untuk melihat pembagian kelas. Merasa telah menemukan apa yg dia cari, segera dia menuju papan pengumuman, menelusuri setiap nama yg tertera pada kertas putih di papan itu. Mata Amira berbinar ketika mendapati namanya, "X-6" gumamnya. Segera dia mencari kelas yg akan menjadi bagian dari hidupnya setahun kedepan.
***
Amira memasuki ruang kelas yg terdapat tulisan X6 di pintunya. Ruangan itu begitu ramai, tapi tak seramai kelas 9nya pada waktu SMP kemaren. Mungkin mereka belum saling akrab karena baru kenal.
Segera Amira duduk d bangku yg masih kosong , bangku nomor 3 dari depan nomor 2 dari kanan. Tak berapa lama kursi sebelahnya di duduki seseorang, Amira tersenyum pada teman barunya."Hai, gue Amira " sapanya sambari tersenyum.
"Gue Seva" membalas senyum Amira.
"masih kosong kan ini?"."Oh,masih masih. Duduk aja disini sama gue" Amira mempersilahkan.
"Elu dari SMP mana?" Tanya Seva.
"Gue dari SMP Bina Bangsa, elu sendiri?" Amira balik bertanya.
"SMP Karya Mandiri" jawab Seva.
"Ooh" Amira mengangguk anggukkan kepalanya.
Tak berapa lama bel masuk berbunyi, Bu Ida masuk kelas itu dan memperkenalkan diri sebagai wali kelas X6, kemudian mengabsen muridnya satu persatu sembari memperkenalkan diri mereka.
***
Hari yg menyenangkan bagi Amira. Sudah masuk SMA impiannya, teman-teman sekelasnya menyenangkan, pulang sekolah dijemput orang spesial lagi.
Sembari berlarian kecil Amira keluar gerbang sekolah. Di depan gerbang sudah terparkir sepeda motor FU. Di atasnya duduk seorang cowok berseragam SMA, tinggi, berkacamata. Itu Afin, pacar Amira sejak SMP.
"Hai! makasih ya udah mau jemput" senyum Amira mengembang bertemu pujaan hatinya.
"Gimana sekolahnya? Happy?" Tanya Afin .
"Banget! Yuk jalan!" Amira naik jok belakang motor Afin.
Afin melihat jam di tangannya. "makan siang sekalian ya? Udah lewat jam 1" ajaknya.
Amira mengangguk. Afin segera melaju membawa Amira bersamanya.
***
Afin menyantap makanan di hadapannya, begitu pula Amira.
"Jadi, kamu masuk kelas bilingual? Waow! selamat ya. Pacarku emang pinter!" Amira antusias.
"Aku satu kelas sama temen SD kamu dulu. Siapa itu namanya ya?" Afin berpikir sejenak " Gu-Gunan ya?"
Amira menghentikan kegiatan makannya "Gunan? Waow!! Gimana dia? Masih melambai?" Amira terkekeh.
"Yaa begitulah" Afin selesai makan dan meletakkan sendok garpunya di piring "dia tanya kamu sekolah dimana tadi".
"Oh ya? Terus kamu jawab apa?" Amira memperhatikan Afin menunggu jawaban darinya.
"Ya aku bilang kamu masuk Widya Bhakti" jawab Afin.
"Dia tahu aku pacar kamu?" Amira mengernyitkan dahinya.
"Aku belum bilang sih. Dia tanya kamu karena dia tahu aku dari SMP yang sama, sama kamu" Afin beranjak dari duduknya "aku ke kamar mandi dulu ya?".
Amira mengangguk sembari melanjutkan makannya.
***
Amira merebahkan dirinya di atas tempat tidurnya. Di lihatnya jam di layar hp nya. 'masih jam 8 malem' batinnya.
Tiba-tiba Amira teringat perkataan Afin jika dia sekelas dengan Gunan, teman sekelasnya waktu SD. Pikirannya membayangkan sesoksok cowok berpakaian seragam SD dengan perawakan tinggi, putih, dengan rambut jabrik. Bukan, itu bukan Gunan, itu adalah orang yg sangat dia kagumi sewaktu SD, Adiaksa, most wanted di SD nya dulu. Lamunannya buyar ketika terdengar suara pintu kamar Amira di ketuk.
"Mir, gue Ayu, boleh masuk nggak?" Terdengar suara seseorang dari luar kamar Amira. Itu Ayu, tetangga Amira sekaligus sahabatnya paling kental dari bayi orok.
"Masuk aja, yu!" Amira bangkit dari tidurnya lalu duduk menyambut Ayu.
"Cieee yang masuk ke Widya Bhakti, boleh tuh jadi sekolah pilihan besok waktu gue mau masuk SMA" Ayu terkekeh.
Amira dan Ayu memang memiliki selisih usia 1tahun, namun keakraban mereka tak menampakan selisih usia mereka itu.
"alaaah, bilang aja mau satu sekolah sama gue!" Amira menoyor pelan kepala Ayu. Yang di toyor cuma terkekeh.
"Eh,Mir, disana banyak cowok gantengnya nggak?" Ayu menarik turunkan alisnya.
"Banyak! Mirip tuh sama artis-artis Korea kaya yang ada di laptop elu"
"Oh ya?"mata Ayu berbinar "eh, tapi elu kan suka bohongin gue. Mana mungkin disana banyak cowok ganteng kaya oppa Korea. Kalo cowok kutu buku dengan kaca mata tebal, gue baru percaya!" Ayu melirik Amira.
"Yeee! Belum juga masuk sana, udah sok tau aja lu! Eh, Yu, gue mau tanya sesuatu boleh?" Amira mendekatkan wajahnya pada Ayu.
"Apa? Serius amat" Ayu mengernyitkan alisnya.
"Emmm, si.. Adiaksa, dulu satu sekolah sama kamu ya? Kakak kelas kamu?" Amira memelankan suaranya.
"He.em, kenapa?" Ayu sedikit heran.
"Sekarang, dia sekolah dimana?" Amira masih dengan suara pelannya.
"Enggak tau, kenapa sih, Mir?" Ayu mengernyitkan alisnya "Jangan-jangan lu suka sama Aksa ya? Terus Afin mau dikemanain?"
"Apaan sih Lo" memukul pelan bahu Ayu "gue kan cuma tanya. Lagian dia cuma temen SD gue, tadi siang Afin bilang dia sekelas sama Gunan, terus jadi keinget deh sama Adiaksa".
"Omaigat! Gunan si lanjay itu? Sekelas sama Afin? Hebat juga ya. Nggak nyangka! Gue punya kakak kelas pinter, bisa masuk SMK favorit, masuk bilingual lagi. Tapi, kok malah ingatnya sama Aksa? Hayoo.." Ayu melirik dengan tatapan menggoda.
"Cuma keinget aja, Ayu!" Amira salah tingkah.
"Jangan macem macem! Nanti gue aduin babang Afin, tau rasa Lo!" Ancam Ayu.
"Dasar tukang ngadu Lo!" mengoyak ujung kepala Ayu.
"Elo juga sih mau aneh-aneh!" Ayu menepis tangan Amira lalu membenahi rambutnya yang acak-acakan karena ulah sahabatnya.
"Nggak lah! Gue kan setia!" Amira menaik-turunkan alisnya.
"Iyain aja deh biar cepet" Ayu terkekeh "Cari makan yuk. Laper gue!" Ayu menarik tangan Amira keluar kamar.
***
Hai readers... Aku masih newbie banget.. harap maklum ya tulisannya masih amburadul..
Boleh dong, komen banyaknya buat semangat nulisnya..
Jangan jadi silent reader ya... Jangan lupa vote nya...
KAMU SEDANG MEMBACA
Amira [ COMPLETED ]
RomanceJodoh itu di tangan Tuhan... Of course... Cinta tak harus memiliki... Munafik.. Cinta akan tumbuh karena terbiasa... Oh ya? Amira memiliki kisah cinta yang indah, punya pacar yang tampan, baik, dan pengertian. Sampai suatu hari Amira bertemu dengan...