Dia Kembali

304 19 0
                                    

Amira duduk termenung menunggu Adiaksa di ruang tunggu kantor mama Adiaksa. Hari ini Amira libur kerja dan Adiaksa mengajaknya mengantar makan siang untuk mamanya.

Adiaksa berjalan keluar ruangan mamanya bersama seorang wanita. Terlihat Adiaksa begitu bahagia berbincang dengan wanita itu. Adiaksa terlihat begitu nyaman bersama wanita tersebut. Amira tidak senang dengan pemandangan itu. Amira akui, Amira sangat cemburu.

Adiaksa menghampiri Amira masih bersama wanita itu. Senyum Adiaksa mengembang. Senyuman yang lama tak Amira Lihat setelah papa Adiaksa meninggalkan.

"Mir, kenalin, ini Lola yang gue ceritain kemaren. Karyawan disini juga" Adiaksa mengenalkan Lola.

"Gue Lola" Lola tersenyum manis.

"Amira!" Amira tersenyum sinis " PACAR Adiaksa!".

Amira bisa melihat perubahan wajah Lola. Ada pancaran kekecewaan di matanya. Adiaksa juga terlihat menahan rasa entah tidak enak dengan sikap Amira pada Lola atau yang lainnya.

Adiaksa kemaren memang sempat cerita tentang wanita bernama Lola kepada Amira, selama Adiaksa mendiamkan Amira, Lola lah teman curhat Adiaksa.

"Makasih, ya! Udah jadi temen Adiaksa selama beberapa hari ini. Tapi Adiaksa milik gue, jadi udah sepantasnya Adiaksa bahagianya sama gue!" entah apa yang ada di pikiran Amira sampai dia bisa berucap demikian.

"Mir...!" Adiaksa menatap Amira memohon. Entah memohon berhenti atau memohon agar tidak mengatakan kejujuran.

"Yuk, pulang!" Amira menggandeng Adiaksa keluar kantor mamanya. Lola hanya memandang keduanya pergi. Tak bisa dengan definisikan tatapan apa yang tergambar pada mata Lola. Entah sedih, cemburu, atau kecewa.

Sampai parkiran motor, Adiaksa melepas gandengan Amira. Adiaksa menatap Amira tajam, seperti malam itu saat Adiaksa menjemputnya dengan sikap dingin.

"Apa? Mau marah?" Amira membalas tatapan Adiaksa tak kalah tajam.

"Sikapmu keterlaluan!" Adiaksa masih menatap tajam Amira.

"Kamu sedekat itu sama cewek lain, gue nggak boleh cemburu?" Amira mamalingkan pandangannya.

"Dia cuma karyawan mama aku! Dia temen curhat aku waktu tau kamu selingkuh!" Adiaksa meninggikan nada suaranya "kamu selingkuh aku kasih kesempatan, aku cuma dekat sama dia, kamu mau marah?"

Dada Amira sesak, matanya berair. Sekuat tenaga Amira menahan tangisnya. Lagi-lagi tuduhan itu. Amira sangat sakit dengan tuduhan itu, ingin rasanya dia bilang yang sebenarnya. Tapi Amira yakin Adiaksa tidak akan pernah percaya Amira.

"Aku mau pulang!" Amira menunduk.

"Mir, kita perlu bicara!" Adiaksa menangkup wajah Amira dengan kedua tangannya.

"Bicara apa lagi? Gue tukang selingkuh, dan Lo punya gebetan yang lebih segalanya?!" Amira menatap tajam Adiaksa .

"Mir, aku.." kalimat Adiaksa terpotong.

"Aku tau dia suka kamu, Sa. Kamu terlalu memberi harapan lebih sama dia" Amira menunduk "Aku tau kamu juga tertarik sama dia".

"Mir, nggak seperti itu" Adiaksa mulai merasa bersalah dengan rasa nyamannya pada Lola.

"Aku perempuan, Aksa. Aku tau gimana muka Lola tadi waktu aku ngomong seperti itu. Aku cuma pengen tau sejauh mana perasaan dia ke kamu. Dan aku benar!" Amira menangis.

Amira tau, hubungannya dengan Adiaksa sudah selesai. Adiaksa suka orang lain. Itu yang Amira tangisi. Penantiannya, kemenangannya atas hati Adiaksa, semua itu sudah selesai. Sekarang Adiaksa suka wanita lain. Tawanya, tatapan teduhnya , gombalannya, rasa hangatnya bukan lagi untuknya.

Amira [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang