Tak terasa sudah satu tahun Amira bersekolah di SMA Widya Bhakti.
Hari ini tiba saat ambil rapor kenaikan kelas. Para siswa kelas X1-X6 hari itu datang bersama orang tua atau wali mereka untuk mendapat pengarahan dan penjelasan tentang jenjang pendidikan selanjutnya. Ya, karena kelas selanjutnya akan dijuruskan sesuai minat bakat siswa. Semua siswa kelas X tegang, tak terkecuali Amira."Kenapa , Mir?" Tanya papa Amira melihat raut kecemasan berlebih pada wajah anaknya.
"Amira deg-degan,pa. Takut Mira nggak masuk IPA". Amira menggigit-gigit bibir bawahnya.
"IPA atau IPS sama aja, sayang. Sama-sama bagus. Yang penting semangat belajar terus" papa Amira menyemangati anak gadisnya.
"Iya, Pa" perkataan papanya tak mengurangi rasa cemas di hatinya.
-klunting-
Hp Amira berbunyi. Ada pesan dari Afin.
Afin : bagaimana hasil rapornya, sayang?
Amira : belum kelar baginya
Afin : okey, kabarin kalo udah selesai, ya.
Amira : okey!
Amira menghela nafas , mencoba menenangkan dirinya. Tak berapa lama papanya di panggil Bu Ida, wali kelasnya, untuk masuk mengambil hasil nilai rapor dan di beri sedikit penjelasan. Amira menunggu papanya d samping pintu masuk kelasnya yang sebentar lagi bukan jadi kelasnya lagi. Matanya berbinar waktu melihat papanya berjalan keluar dari kelas.
"Pa, gimana?" Tanya Amira tidak sabar.
"Naik dong!" papanya tersenyum lega.
"Alhamdulillah!" Mata Amira berbinar mendengar jawaban papanya.
"Emmm, masuk jurusan apa, Pa?" Amira sedikit cemas menanti jawaban dari papanya.
"Lihat sendiri!" papa menyerahkan rapor bertuliskan namanya .
Amira segera membuka bagian akhir rapornya. Matanya berbinar, senyumnya mengembang saat melihat tulisan jurusan yang di lingkari Bu Ida adalah IPA.
"Yeeey! Mira masuk IPA, pa!" Amira kegirangan.
Papanya tersenyum lalu menggandeng Amira menuju mobil di parkiran sekolah dan Amira masih saja melihat tulisan yang dilingkari Bu Ida itu. Memastikan bahwa benar tulisan IPA yang dilingkari guru yang telah menjadi mantan wali kelasnya kini.
***
Amira dan Afin duduk berdua di pinggir danau yang membentang luas di hadapan mereka.
"Selamat ya!" tangan kanan Afin menggenggam tangan kiri Amira " kamu memang pacar sekaligus saingan aku dari dulu, ya?"
Amira terkekeh "Makasih sayang! Ini semua karena kamu bisa masuk bilingual, jadi bikin semangat buat aku belajar membara biar bisa nyaingin nilai kamu!"
Gaya pacaran Afin dan Amira memang positif, mereka pacaran dengan tujuan menjadi semangat juga untuk bersaing dalam hal nilai pelajaran. Afin memang menjadi pacar Amira sejak kelas 3 SMP, bukan cinta-cintaan, justru mereka mengisi waktu pacaran mereka dengan belajar bareng, try out bareng, les bareng dan saingan dapat nilai terbaik.
"Aku punya hadiah buat kamu" Afin mengeluarkan kotak kecil dengan pita merah d atasnya.
"Apa ini?" Amira memutar mutar kotak itu.
"Buka deh, kamu pasti suka" Afin membelai pipi Amira.
Dengan segera Amira membuka hadiah dari sang kekasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amira [ COMPLETED ]
RomanceJodoh itu di tangan Tuhan... Of course... Cinta tak harus memiliki... Munafik.. Cinta akan tumbuh karena terbiasa... Oh ya? Amira memiliki kisah cinta yang indah, punya pacar yang tampan, baik, dan pengertian. Sampai suatu hari Amira bertemu dengan...