Masa Lalumu Milikmu

235 18 0
                                    

Amira masuk mobil Titan di sambut senyum hangat dari calon suaminya itu. Amira membalas senyum hangat Titan dengan senyum termanisnya. Titan segera melajukan mobilnya meninggalkan pelataran outlet kerja Amira.

"Mau makan dulu?" Tawar Titan.

"Nggak. Gue mau diet!" Tolak Amira.

"Yaelah pake diet segala! Ngapain sih? Bikin sengsara diri sendiri aja!" Titan berdecak kesal.

"Biar gue kelihatan cantik dan langsing pas gue pake kebaya!" Amira nyengir kuda.

"Mau gimanapun elo tetep cantik" Titan menggoda Amira sembari menaik-turunkan alisnya.

"Gombal!" Amira tersipu.

-Ting-

Bunyi notifikasi hp Amira berbunyi. Seseorang menandai dirinya pada sebuah foto. Amira segera membuka notifikasi itu. Mata Amira Membulat sempurna ketika foto yang terpampang adalah foto mesra dirinya dengan Adiaksa saat mereka masih menjadi sepasang kekasih dulu.

Titan tidak sengaja melihat foto mesra yang tampak jelas di hp Amira. Amira yang menyadari Titan sempat melihat gambar itu, segera mematikan layar ponselnya dan menatap Titan takut. Amira takut Titan marah.

"Titan.." Amira bingung harus bilang apa. Salah-salah kata nanti malah bikin runyam urusan.

"Mantan Lo?" Tanya Titan datar.

Amira mengangguk sebagai jawaban.

"Ganteng!" Titan tersenyum sinis.

"Itu masa lalu, Tan!" Tatapan Amira seperti memohon pada Titan untuk menyudahi ini semua.

"Masih di simpen aja?" Nada Titan masih datar membuat Amira semakin takut.

"Tan, ini di tag temen, bukan gue yang nyimpen" jelas Amira dengan nada semakin memelas.

"Oh!" Singkat, datar dan absurd.

Amira mengalihkan pandangannya ke depan. Amira menghela nafas gusar. Dalam hati Amira mengumpat sebal dan menyumpah serapahi orang yang menandainya dalam foto masa lalunya itu.

Titan menghentikan mobilnya setelah tiba di pekarangan rumah Amira. Titan masih diam seribu bahasa. Amira menatap lagi laki-laki yang kini berkamuflase menjadi dinding es datar dan dingin itu.

"Nggak mau mampir?" Tanya Amira. Biasanya Titan akan turun dan mampir untuk sekedar berbasa-basi dengan orang tua Amira.

Tapi kali ini tidak. Gelengan Titan menjawab pertanyaan atau lebih tepatnya tawaran dari Amira. Dengan perasaan sedih, kecewa, dan entah perasaan buruk apa lagi yang kini tengah bersemayam di dadanya, Amira turun dari mobil Titan. Tanpa berkata apapun, mobil Titan melaju meninggalkan Amira yang menatap sendu kepergian calon suaminya.

***

"Ngapain sih di tag ke gue? Kurang kerjaan banget!" Suara Amira sedikit meninggi ketika menelepon seseorang.

"Maafin gue, Mir! Gue cuma bercanda!" Suara di seberang telepon memelas.

"Tapi itu bisa bikin salah paham gue sama Titan! Dia kira gue masih nyimpen foto Aksa!" Amira benar-benar kesal dengan kejahilan sahabat masa SMA nya itu.

"Gue cuma di suruh Dani sama Ica, Mir! Suer dah! Tapi niat kita cuma becanda kok. Nggak ada niatan lain" Amira yakini Seva pasti sedang mengacungkan dua jarinya seperti kebiasaannya saat sekolah dulu.

"Titan kayanya marah sama gue deh, Sev!" Suara Amira mulai merendah sedih.

"Maaf banget, Mir! Gue janji, gue bakal bantu Lo biar lo bisa baikan sama Titan lagi" kata Seva mencoba menenangkan Amira.

Amira [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang