Amira terkejut setengah mati melihat Adiaksa berada di parkiran mahasiswa di kampusnya. Segera Amira berlari kecil menghampiri Adiaksa.
"Sa, kok ada disini?" Amira terheran.
"Jemput kamu! Nggak bawa motor kan?" Adiaksa menatap Amira tajam.
'kok Adiaksa tau' batin Amira.
Amira merasa tidak nyaman dengan tatapan Adiaksa. Amira tak berani menatap balik kekasihnya. Ada sesuatu yang aneh dengan pria di hadapannya ini.
"Tapi aku langsung berangkat kerja" Amira memberanikan diri membalas tatapan Adiaksa. Tatapan kekasinya itu masih tajam.
"Aku antar!" Nada suara Adiaksa sangat menakutkan bagi Amira. Sangat dingin.
"I-iya. Tapi aku pulang sendiri, ya? Motor aku masih di parkiran outlet"
Adiaksa memalingkan pandangannya dari Amira. Teringat penglihataannya semalam. Kekasihnya diantar pulang cowok lain. Sangat menyakitkan bagi Adiaksa. Dimana dia sedang terpuruk, kekasihnya malah boncengan dengan lelaki lain.
"Berangkat sekarang ya, Sa? Takut telat absen kerja" Amira naik motor Adiaksa dengan sedikit rasa takut.
"Yuk!" Adiaksa memakai helm nya.
Amira sudah siap di jok belakangnya, lalu di pacu motornya menuju Outlet kerja Amira.
Sampai d outlet Amira segera turun dari motor Adiaksa.
"Makasih ya, Sa" Amira menatap Adiaksa. Wajah yang dirindukannya.
"Pulang nanti aku jemput!" Adiaksa menatap tajam Amira (lagi).
"Kan aku udah bilang, motorku di parkiran outlet" Amira coba mengingatkan.
"Aku ikutin dari belakang nanti. Tunggu aku kalo aku belum sampe!" Adiaksa tetap dengan nada dinginnya.
"Sa, Lo kenapa sih? Kan biasanya juga aku pulang sendiri" Amira bingung dengan sikap Adiaksa.
"Pokoknya tunggu aku!" Adiaksa sedikit meninggikan suaranya.
"I-iya, aku tunggu nanti" Amira pasrah.
Setelah mendapat jawaban dari Amira, Adiaksa memacu motornya meninggalkan Amira.
'Aksa kenapa sih? Nggak biasanya kaya gitu' Batin Amira.
Segera Amira berjalan menuju loker, bersiap untuk kerja.
"Mir, Lo dianterin?" Tanya Demian saat Amira memasuki area kerjanya.
"Iya. Sama Adiaksa. Aneh dia, sikapnya berubah drastis. Jadi dingin banget, kak" Amira menghela nafas kasar.
"Lagi marahan?" Demian menatap lekat Amira.
"Enggak sih. Kita nggak ada obrolan atau kejadian apapun sebelumnya. Tiba-tiba aja Adiaksa jemput ke kampus dan nanti malem dia mau jemput lagi ke sini. Gue udah jelasin motor gue di parkiran outlet, tapi dia tetep maksa mau jemput dan ngawal gue pulang dengan motor sendiri-sendiri" Amira cerita panjang lebar.
Ada kenyamanan saat bercerita dengan Demian, itu yang membuat Amira dengan enteng langsung bercerita tanpa Demian tanya panjang lebar. Demian juga merasa beruntung bisa menjadi orang kepercayaan Amira untuk mendengar keluh kesahnya.
"Kerja! Jangan pacaran Mulu!" Sani, karyawan baru di outlet Amira, terkekeh melihat Amira dan Demian memandang kesal dirinya.
"Ngagetin tau!" Amira sewot.
"Abis kalian berduaan Mulu! Bikin yang jomblo makin baper" Sani ikut sewot.
Tak ada sanggahan dari Amira maupun Demian. Sesuka hati Sani mau menganggap hubungan mereka apa. Yang jelas Demian adalah tempat curhat paling nyaman dan aman bagi Amira.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amira [ COMPLETED ]
RomanceJodoh itu di tangan Tuhan... Of course... Cinta tak harus memiliki... Munafik.. Cinta akan tumbuh karena terbiasa... Oh ya? Amira memiliki kisah cinta yang indah, punya pacar yang tampan, baik, dan pengertian. Sampai suatu hari Amira bertemu dengan...