Batal Nikah?

284 16 0
                                        

2 Minggu menjelang hari pernikahan Amira dan Titan. Segala sesuatu sudah hampir mencapai presentase 95% . Undangan sudah disebar dan kini tinggal menunggu hari bahagia itu.

Senyum Amira tidak pernah hilang dari wajah cantiknya sedari tadi. Hari-harinya kini dijalani dengan penuh semangat dan bahagia. Baru kali ini dia merasakan kebahagiannya kembali setelah masa-masa buruk dengan segala kepalsuan senyumnya.

"Senyum aja dari tadi. Nggak pegel itu mulut?" Rizal tampak sedang mengamati Amira lekat dari samping meja kasir.

"Sirik aja deh!" Cibir Amira.

"Percaya deh yang bentar lagi jadi penganten! Udah bahagia, gue di lupain!" Ujar Rizal sarkasme.

"Elo sih nggak cepet cari cewek!" Amira memukul pelan bahu Rizal.

"Emang gampang apa lupain elo!" Ucapan Rizal itu sukses membuat mata Amira melotot tajam ke arahnya.

"Eh, maksud gue, emang gampang nyari cewek cepet!" Rizal segera meralat omongannya kemudian menampakkan cengirannya.

Amira memutar bola matanya malas "usaha dong!"

"Tau ah! Nggak usah bahas cewek lagi deh, bikin males!" Rizal mengalihkan pandangannya. Sejenak hening diantara mereka, perasaan canggung menyelimuti.

"Zal, Lo Dateng kan besok ke nikahan gue?" Tanya Amira mencoba mencairkan suasana.

"Emmm, gimana ya? Gue takut nggak siap!"

"Nggak siap kenapa? " Amira heran dengan pernyataan Rizal.

"Nggak siap di tanya kapan nikah!" Rizal terkekeh.

Amira kembali mendaratkan tinju pelan di bahu Rizal lagi.

"Becanda aja Lo! Yaudah, udah jam 8 nih! Gue siap-siap pulang dulu ya?"

Amira beranjak menuju ruang loker diikuti tatapan Rizal yang tak pernah benar-benar bisa lepas dari sok-sok Amira.

'Nggak semudah itu gue lupain elo, Mir. Entah besok gue siap atau enggak liat Lo bakal jadi istri orang lain. Yang artinya kesempatan gue buat miliki elo udah tertutup' batin Rizal sembari tersenyum kecut.

***

Titan sedang menyandarkan kepalanya pada stir mobil sambil asyik bertelepon ria ketika Amira masuk ke dalam mobilnya. Seperti tak menyadari bahwa Amira sudah berada di sampingnya, Titan masih sibuk dengan orang diseberang telepon entah itu siapa.

"Iyalah, gue yang menang! Gue nikah duluan!" Ujar Titan sembari tertawa girang.

Amira yang tadinya tak menghiraukan percakapan Titan, mulai menajamkan pendengarannya ketika kata 'nikah' disebut-sebut.

"Eh, Lo kalo ngajak taruhan sportif dong! Udah susah-susah gue ngajak nikah anak orang, elo malah mau cuci tangan. Banci banget Lo!" Titan terkekeh sembari mendongakkan wajahnya yang langsung bertemu dengan tatapan tajam Amira.

"Bro, nanti gue telepon lagi. Calon gue udah Dateng nih!" Titan menutup teleponnya ketika menyadari tatapan Amira adalah tatapan yang mengisyaratkan ada yang tidak beres.

"Jadi Lo mau nikah sama gue cuma karena taruhan sama temen Lo?" Tanya amira. Matanya mulai menggenang air yang siap meluncur bebas.

"Mir, ini nggak seperti yang lo pikir" Titan berusaha menenangkan Amira.

"Cukup, Titan! Lo jahat tau nggak!"

Amira [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang