Resepsi

243 13 0
                                    

Usai prosesi ijab qobul di rumah Amira, dilanjutkan acara resepsi sore harinya di hotel yang sudah di pilih pihak keluarga Titan. Semua tamu undangan hadir, tak terkecuali para sahabat Amira dari SMA sampai kuliah.

"Amira!!" Pekik Seva heboh "Selamat sayangku!" Kemudian cipika cipiki pada Amira.

Hal yang sama di lakukan Dani dan Ica, memberi selamat dan mendaratkan ciuman ringan di pipi kanan kiri Amira.

"Gue nggak nyangka, secepat ini Lo nikah, Mir! Lo hutang penjelasan soal ini ke kita ya?" Canda Ica.

"Kapan deh kita meet up, gue bakal cerita semuanya!" Amira terkekeh "Foto dulu yuk!".

Usai berfoto dengan Amira dan Titan, ketiga sahabat SMA Amira segera turun dari pelaminan. Dan berganti dengan tiga sahabat kuliah Amira.

"Selamat ya, Mira!"

Seperti halnya tiga sahabat SMA Amira, Ana dan Tari juga mendaratkan cipika-cipiki untuk Amira. Putra? Oh, tidak bisa!

"Curang ih! Tari sama Ana aja boleh cipika-cipiki, masa gue enggak!" Gerutu Putra.

"hadepin dulu noh!" Tari mengendikkan dagunya ke arah Titan yang tengah menatap tajam Putra.

Putra meringis memperlihatkan deretan giginya pada Titan.

"Peace, Bro! Gue becanda!"

"Jangan macem-macem! Udah gue taken tuh!"

Pernyataan Titan membuat dua sahabat Amira yang lain terkekeh.

"Jaga Amira, Bro! Dia cewek baik. Kalo Lo sampe bikin dia sakit, Lo berhadapan sama gue!" Peringat Putra pada Titan.

"Tenang aja, gue bakal jagain dia 24jam non stop!" Balas Titan.

Usai berfoto dengan Titan dan Amira, ketiga sahabat kuliah Amira turun. Amira dan Titan sedikit bisa bernafas lega, pelaminan sudah mulai lenggang karena hampir semua tamu undangan sudah datang memenuhi hall yang di sulap menjadi ruang resepsi nan indah. 

Namun ada satu tamu undangan yang Amira nanti sedari tadi. Amira sesekali mencuri pandang ke arah pintu masuk.

'Datang nggak ya? Apa malah dia nggak Sudi datang?' batin Amira penuh keresahan.

Titan yang tak sengaja menangkap raut keresahan di wajah istrinya segera membisikkan sesuatu ke telinga Amira.

"Kok kaya gelisah? Nungguin siapa?" Tanya Titan.

"Hah?! Emmm, enggak! Nggak nunggu siapa-siapa!" Amira tergagap.

Titan hanya ber-oh ria. Titan tau Amira tidak berkata yang sebenarnya. Tapi dibiarkannya, Titan tidak ingin merusak mood wanita tercintanya dengan pertanyaan posesifnya.

***

Kini Titan dan Amira tengah berbaur dengan para tamu. Titan dan Amira tengah asyik mengobrol dengan rekan kerja Titan yang sedikitnya Amira tahu meskipun tidak mengenalnya secara personal. Tiba-tiba Ema datang dengan tergesa-gesa, membuat Amira mengernyitkan keningnya.

"Kak! Ada mama Jesi" bisik Ema.

"Hah?!" Amira tersentak "Mana?"

Amira celingukan mencari orang yang di maksud Ema. Ya, mama Jesi adalah mama Adiaksa. Orang yang sedari tadi ditunggu kedatangannya oleh Amira.

"Titan, gue ikut Ema dulu ya? Ada tamu yang baru dateng di sana" pamit Amira.

"Oh, oke! Nanti gue susul!"

Amira [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang