Mobil Titan berhenti di depan outlet Amira. Titan turun untuk membuka pintu mobil sebelah kiri. Tampak Amira turun dari mobil Titan.
"Makasih!" Ucap Amira.
Titan hanya mengangguk sembari tersenyum kemudian masuk mobil lagi dan memacu mobilnya meninggalkan Amira.
Beberapa hari ini Titan intens mengantar jemput Amira dengan dalih pendekatan. Dan itu atas persetujuan mama dan papa Amira. Gadis berwajah manis itu hanya bisa pasrah. Biarpun dalam hatinya terbersit rasa senang bisa berada di samping mantan managernya itu.
Dari kejauhan Rizal melihat pemandangan Amira yang di antar Titan. Hatinya memanas seperti ada luapan emosi. Rizal menatap tajam Amira ketika gadis itu masuk ke dalam outlet.
Amira terkejut melihat Rizal sudah berdiri di samping pintu masuk outlet dengan tatapan menghujam ke arahnya.
"Kenapa?" Gumam Amira.
"Kamu pacaran sama Titan?" Tanya Rizal datar.
"Eng-nggak! Kebetulan tadi ketemu, terus dia anter gue ke outlet" Amira beralibi.
"Motor kamu kemana?" Tanya Rizal.
"Motor? Eng, Anu, Itu tadi bannya bocor" Amira masih mengarang jawaban.
Amira takut Rizal emosi kalau tahu Amira sekarang dekat dengan Titan. Lebih tepatnya takut Rizal akan menyakiti Titan.
"Kamu jangan mau jadi pacar Titan! Dia playboy!" Kata Rizal.
Amira mengerutkan alisnya. Amira tahu Rizal hanya menjelekkan nama Titan di depannya, tapi buat apa dia bertindak seperti itu? Bahkan Titan tidak pernah menjelek-jelekkan Rizal untuk membuat dirinya putus dengan Rizal.
"Lo tau dari mana?" Selidik Amira.
"Kita sama-sama manager, jadi aku tahu lah tingkah manager muda. Suka main-main sama karyawati outlet" Rizal tersenyum sinis.
"Jadi, Lo juga gitu dong? Lo kan juga manager muda!" Amira menatap jengah Rizal.
"Aku? Nggak lah! Aku serius sama kamu"
Amira memutar bola matanya malas. Kini segala omongan Rizal menjadi sangat membosankan bagi Amira. Apalagi dia telah menjelek-jelekkan Titan. Hati Amira tidak bisa menerima itu.
"Gue ke loker dulu!"
Amira beranjak menuju loker karyawan untuk meletakkan tas dan jaketnya, kemudian segera mengerjakan apa yang menjadi tugasnya.
***
"Gue pengen pindah outlet aja deh!" Kata Amira dengan nada suara kesal.
"Kenapa? Ada masalah?" Tanya Titan. Sesekali matanya melirik Amira kemudian fokus menyetir lagi.
"Gue nggak suka Rizal jelek-jelekin elo!" Amira seketika membungkam mulutnya.
Titan tersenyum penuh arti 'Apa Amira mulai suka sama gue?'
"Jangan ge-er dulu! Gue cuma nggak suka aja ada orang jelek-jelekin orang lain tanpa bukti. Apalagi cuma buat dapetin perhatian seseorang!" Jelas Amira seperti bisa membaca isi pikiran Titan.
"Jadi Rizal lagi cari perhatian elo lagi gitu?" Titan menyeringai.
"Apaan sih, Tan?!" Amira mendengus sebal.
"Loh tadi kan elo bilang sendiri" Titan terkekeh.
"Tau ah!" Amira membuang muka ke kaca samping kirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amira [ COMPLETED ]
RomanceJodoh itu di tangan Tuhan... Of course... Cinta tak harus memiliki... Munafik.. Cinta akan tumbuh karena terbiasa... Oh ya? Amira memiliki kisah cinta yang indah, punya pacar yang tampan, baik, dan pengertian. Sampai suatu hari Amira bertemu dengan...