"Surprise!!"
Amira tertegun melihat seseorang yang kini ada di hadapannya. Seseorang yang tanpa sadar selalu diharapkannya datang di saat Amira butuh pertolongan.
"Titan" gumam Amira lirih.
Hatinya yang kosong seperti kembali terisi. Kerinduan Amira telah menemukan obatnya. Tapi ada rasa sakit yang menyeruak tanpa izin. Sakit karena dia baru muncul setelah kejadian mengenaskan di outletnya kemarin.
Mata Amira memanas, air mulai menggenangi bola mata indah Amira.
Tanpa basa-basi manik bening mengalir di sudut matanya.Titan menghapus air mata yang meleleh di pipi Amira. Diusapnya lembut pelipis dan pipi Amira yang lebam.
"Lo nggak papa kan?" Tanya Titan khawatir.
Air mata Amira kembali mengalir mendengar perhatian dari Titan. Itu yang Amira harapkan sedari beberapa hari yang lalu. Tapi mengapa baru sekarang?
Amira mendorong Titan dengan keras menjauh dari hadapannya.
"Lo pikir gue sampe masuk rumah sakit, gue baik-baik aja? Lo pikir tiga hari gue nggak masuk kuliah sama kerja, gue baik-baik aja? Kemana aja Lo?"
Amira memaki Titan tanpa ampun. Air mata Amira semakin deras. Titan menatap Amira sendu. Wanita yang dicintainya terlihat begitu payah. Dan Titan merasa dirinyalah penyebabnya.
"Maafin gue, Mir. Gue..."
"Maaf? Lo pikir dengan kata maaf Lo lebam gue ilang? Lo pikir dengan kata maaf lo sakit hati gue bisa sembuh seketika?"
Amira tersenyum sinis.
"Harusnya gue nggak pernah percaya sama Lo. Gue kira Lo serius mau nikahin gue, nyatanya Lo nggak ada kemaren waktu gue butuh elo!"
"Gue serius, Mir! Gue nggak pernah main-main! Gue kemarin...."
"Gue nggak butuh omong kosong!" Potong Amira kemudian menutup pintu rumahnya keras.
"Mir gue bisa jelasin! Gue nggak ada di outlet waktu itu! Lo harus denger penjelasan gue!" Titan berusaha mengeraskan suaranya agar terdengar Amira.
"Gue bakal buktiin kalo gue nggak pernah main-main mau nikahin Lo, Mir!" Lanjut Titan.
Titan mengacak rambutnya kasar dan mengusap wajahnya. Titan menyadari kesalahannya membiarkan Amira mencari dirinya sampai ke outlet hingga harus berhadapan dengan Demian. Titan menghela nafas kemudian beranjak menuju mobilnya. Di pacu mobilnya meninggalkan rumah Amira.
Amira perlahan membuka pintu rumahnya. Ternyata Amira masih berada di balik pintu ketika Titan berusaha menjelaskan keadaan Titan. Amira menghela nafas sembari memandang arah dimana Titan berlalu.
"Apa gue keterlaluan ya sama Titan? Harusnya gue dengerin penjelasan dia dulu" ucap Amira .
Amira berbalik masuk rumah kemudian menutup pintu rumahnya.
***
Amira keluar dari gedung utama kampusnya menuju parkiran motor. Tiba di parkiran motor, Amira celingukan mencari motornya. Pasalnya motor Amira berpindah dari tempat awal dia parkir dan Amira tak tahu kemana pindahnya.
"Penjaga parkirnya mana sih? Mindahin motor nggak bilang-bilang!" Rutuk Amira.
Amira berkeliling parkiran mencari keberadaan tukang parkir. Sudah beberapa kali mencari, tapi Amira tak menemui orang yang di carinya.
"Motor gue ilang begini, tu tukang parkir nggak kelihatan batang hidungnya! Nggak bisa di biarin nih!" Amira emosi.
"Motor Lo nggak ilang!"

KAMU SEDANG MEMBACA
Amira [ COMPLETED ]
RomansaJodoh itu di tangan Tuhan... Of course... Cinta tak harus memiliki... Munafik.. Cinta akan tumbuh karena terbiasa... Oh ya? Amira memiliki kisah cinta yang indah, punya pacar yang tampan, baik, dan pengertian. Sampai suatu hari Amira bertemu dengan...